Wikipedia

Hasil penelusuran

Selasa, 02 Maret 2021

MENARIK KREATIVITAS MENULIS

 MENARIK  KREATIVITAS MENULIS  

Oleh John Subardi

Tidak semua orang mau menulis, oleh karena belum menyadari pentingnya menulis. Apabila kita gemar membaca, bahwasanya tak ada tulisan yang tidak menarik. Hanya penyampaiannya saja yang kurang menarik pembaca. Untuk itu, menarik atau tidaknya sebuah tulisan sangat bergantung pada cara pembahasan dalam tulisan.  

Banyak yang menganggap, menuliskan sesuatu itu bukan hal yang gampang. Sebaliknya,  meremehkan pula, bahwasanya kegiatan menulis itu pekerjaan yang sia-sia, membuang waktu dan tenaga,  serta itu  pekerjaan orang yang suka melamun. Anggapan demikian tentu tidaklah salah. 

Tetapi,  marilah kita mencermati dan melihat kegiatan menulis dari sudut pandang kreativitas.  Dalam proses ini, tiap penulis menghabiskan waktu, tenaga, dan biaya guna mendapatkan gambaran dan referensi yang sesuai. Kreativitas ini  membutuhkan ketulusan dan sumber daya penulis. Untuk itu, kesungguhan serta kemahiran dalam menulis,  menarik  dari kreativitas penulis.

Penulis berusaha mengemas tulisannya dengan berbagai cara pendekatan dan penyampaian untuk menarik pembaca (public). Dengan memilih kata-kata, merangkai menjadi kalimat, dan memastikan kalimat awal dalam tulisannya. Selanjutnya memformulasikan kalimat-kalimat pesan sebagai inti dan isi tulisan bagi public. Kemudian menyampaikan dampak yang bermanfaat positif serta mengesan untuk pembaca. Kiranya proses ini sederhana. Namun, lebihnya sudah menjadi pengetahuan sekian banyak masyarakat penulis.  

Kajian ini bukan teori, tetapi kreativitas. Dalam Wikipedia, “Daya cipta atau kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gaggasan atau anggitan (concept) baru, atau hubungan baru antara gagasan dan anggitan yang sudah ada.

gbr bola lampu; Gambaran mempunyai ide dan tanda kreativitas.

Dari sudut pandang keilmuan, hasil dari pemikiran berdaya cipta ( crative thingking) (kadang disebut pemikiran bercabang) biasanya dianggap memiliki keaslian dan kepantasan”. (https://Id.m.wikipedia.org/w/index.php?)

 Jikalau demikian, penulis mengapresiasi dalam beberapa hal, antara lain ; 

  • Menulis sudah menjadi kompetisi;  

Memang tidak mudah untuk bersaing dengan sekian banyak anggota masyarakat penulis.  Dan tak ada tulisan yang tidak menarik. Hanya pendekatan dan penyampain saja yang mungkin kurang menarik pembaca. Oleh karena itu, menarik atau tidaknya sebuah tulisan sangat bergantung pada cara pembahasan dalam tulisan itu. Dengan demikian, para penulis berkompetisi mengemas dan menyajikan berbagai tulisan yang menyentuh dan menarik  apresiasi pubik. 

  • Kompetensi  menulis teruji publik

Penulis merasa senang dan bangga bila tulisannya terpubikasi di media massa. Media cetak merupakan representasi dari masyarakat dan produk public. Sehingga membaca opini yang dimuat dalam suatu media adalah salah satu wujud keberpihakan kepada masyarakat. Apabila penulis adalah guru, maka kompetensi profesinya teruji. Oleh karena itu, kompetensi profesi guru dapat teruji melalui kreativitas menulis. Ketika tulisan seorang guru terpublikasi di media cetak, maka secara langsung guru mempertanggungjawabkan ilmu pengetahuannya kepada masyarakat  atau pembaca.

Tentu tulisan ini hanya sebagian kecil dari keseluruhan pemikiran yang berkenaan dengan menarik kreativitas menulis. Bukankah menerangkan adalah komunikasi verbal antara pendidik dengan peserta didik?  Sedangkan menulis merupakan wujud pemikiran yang dikomunikasikan melalui karya tulis dalam buku atau media cetak. Ada baiknya menulis!

Gagasan ini memang masih perlu pengemasan dalam mengembangkan kreasi belajar menulis.
Untuk itu kritik dan saran pembaca merupakan produk budaya belajar dan berkarya tulis. Mari berkreasi menulis! (2/3/2021)

                                                ********

Kamis, 18 Februari 2021

KISAH DI SEKOLAH TERPENCIL

                                                 MEMENUHI TUNTUTAN HAK SISWA

DI DAERAH PERBATASAN  PADA MASA COVID-19 

oleh; John Subardi

            Pandemi Covid-19  menerpa kegiatan belajar mengajar tatap muka pada paruh waktu tahun                     ajaran  2019/2020 dan proses belajar mengajar tahun ajaran 2020/2021. Oleh karena itu,                         guru harus memiliki strategi belajar mengajar, antara lain;  penggunaan metode pengajaran                 dalam  mengelola proses belajar mengajar dan  prilaku serta sikap guru untuk  melaksanakan kegiatan belajar mengajar. 

Dengan demikian, peran guru sangat penting dalam proses belajar mengajar.  Untuk itu, berbagai upaya semestinya dilaksanakan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa.  Oleh karena itu, dalam  memperbaiki strategi belajar mengajar, guru perlu membuat perencanaan pengajaran  dengan cara seksama dan menentukan langkah pelaksanaan pengajaran itu kepada peserta didik baik  di sekolah atau belajar dari  rumah.  


Langkah Kegiatan Guru di Daerah Terpencil Akibat Covid-19 yang Menerpa Pembelajaran Tatap Muka  di Sekolah,  antara lain; melalui  Panduan, Tujuan, Prinsip, Strategi, Sasaran, dan Komponen Pelaksanaan; 

 




 

A.    Panduan  

    Terkait dengan Pandemic covid-19 yang menerpa proses belajar mengajar tahun ajaran 2020/2021 saat ini,  maka pemerintah telah mengambil langkah melalui Keputusan bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 01/KB/2020 Nomor 516 Tahun 2020 Nomor HK.03.01/Menkes/363/2020 Nomor 440-842 tahun 2020 tentang Panduan Penyelengggaraan Pembelajaran pada tahun ajaran 2020/2021 dan tahun akademik 2020/2021 masa pandemi Corona Virus Disease (Covid-19).

Keputusan bersama tersebut merupakan Panduan Penyelengggaraan Pembelajaran bagi satuan pendidikan. Oleh karena itu, salah satu hal yang mengingatkan sekolah adalah tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 33 Tahun 2019 tentang Satuan Pendidikan Aman Bencana

Untuk itu  salah satu kewajiban guru selama melaksanakan tugas dinas di rumah / tempat tinggal adalah menyusun Laporan Pembelajaran Jarak Jauh (LPJJ) sebagai bukti administratif. Pembelajaran jarak jauh (distance learning) yang dilakukan guru ini untuk memberikan akses pembelajaran yang tidak terbatas ruang dan waktu kepada peserta didik atau sebaliknya, karena keterbatasan yang ada selama diberlakukannya masa darurat Corona Virus Disease (COVID-19). Dengan demikian, tentu menjadi hal yang tidak mudah bagi guru di daerah terpencil, oleh karena berbagai keterbatasan akses sarana maupun prasarana.             

Dalam rangka pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan layanan pendidikan selama darurat penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19), melalui penyelenggaraan belajar di rumah sebagaimana tercantum dalam Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang; nomor; 800/208/II/PK/2021, tanggal 1 Februari 2021  perihal Pembelajaran Dari Rumah (BDR), pada Semester Genap tahun pelajaran  2020/2021 dalam masa pandemi corona virus disease (covid-19); Dan Surat Edaran Nomor: 800/024/II/PK/2021, tanggal 5 Februari 2021 tentang Panduan Pembelajaran Semeter Genap tahun pelajaran  2020/2021 pada jenjang SD dan SMP di Kabupaten Kupang.

Memahami  panduan tersebut, Sekolah Dasar Negeri Netemnanu dan Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Amfoang Timur Satap  merencanakan langkah kegiatan  antara lain;  

1.   Belajar di rumah selama darurat penyebaran Corona Virus Disease (COVID-19) dilaksanakan dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan;

2.    Belajar di rumah melalui pembelajaran jarak jauh luring dan atau daring  dilaksanakan sesuai dengan pedoman penyelenggaraan Belajar dari Rumah sebagaimana tercantum dalam Surat Edaran;

3. Pembelajaran jarak jauh tersebut dilakukan secara luring (luar jaringan);  sehingga peserta didik dapat mengakses materi dan sumber pembelajaran dengan memperhatikan batasan waktu dan ruang atau pun tempat.

4. Hampir semua peserta didik belum memiliki gawai (gadget); 

5. Peserta didik mengambil tugas / materi belajar di sekolah untuk dikerjakan di rumah, dan menghantar tugas itu kepada guru di sekolah atau di rumah tempat tinggal guru.

6. Guru Kelas atau guru mata pelajaran ke rumah siswa untuk melaksanakan kegiatan bimbingan belajar secara kelompok/kelas di tempat titik kumpul/rumah peserta didik sesuai jadwal yang ditentukan secara bersama.

7. Guru Kelas atau guru mata pelajaran menghantar tugas/materi ke rumah siswa yang berhalangan hadir dan mencatat keadaan peserta didik dalam buku kunjungan guru ke rumah siswa.

8. Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh yang dilakukan mencakup kegiatan penyampaian materi, penugasan, dan evaluasi.

9. Sekolah menyampaikan surat dan pengumuman secara lisan kepada orang tua/wali peserta didik untuk mengetahui, metode kegiatan belajar di rumah; dan

10. Selain itu, sekolah memberikan jadwal serta panduan kegiatan kepada peserta didik untuk diperhatikan selama berada di rumah bersama orang tua/wali siswa.

Langkah kegiatan pembelajaran secara luring  ini kiranya  mendukung proses pembelajaran jarak jauh oleh para guru di sekolah dan mempermudah penyebaran materi kepada peserta didik.

B.   Tujuan

Secara umum tujuan pelaksanaan Belajar dari Rumah adalah  untuk;

1. Pemenuhan hak peserta didik untuk mendapatkan layanan pendidikan selama darurat covid-19 ;

2.  Warga sekolah terlindung  dari dampak  covid-19;

3.      Mencegah penyebaran dan penularan covid-19;

4.      Pemenuhan dukungan psikosis bagi pendidik, peserta didik dan orang tua/wali siswa.

Dan tujuan khusus pelaksanaan Belajar Dari Rumah selama darurat covid-19 di  Sekolah Dasar Negeri Netemnanu dan Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Amfoang Timur Satap adalah untuk;

1. Mempertajam pemahaman peserta didik  tentang materi yang dipelajari dan rumah tempat mereka tinggal itu juga merupakan tempat belajar selain di sekolah.

2.  Memotivasi peran orang tua / wali siswa dalam membimbing aktivitas belajar anak di rumah (orang tua berlaku sebagai guru di rumah)  terhadap tugas yang diberikan guru dari sekolah;

3.  Membangun komunikasi yang positif antar guru dengan orang tua/wali peserta didik tentang prilaku belajar siswa baik di sekolah maupun di rumah;

4. Peserta didik bersama orang tua/wali di rumah mendiskusikan, mengumpulkan informasi, mempresentasikan ulang, dan saling bertukar informasi dengan guru mengenai materi belajar di masa bencana (Study Saster); dan

5. Mengevaluasi pemahaman dan kompetensi peserta didik terhadap materi yang diajarkan melalui uji kompetensi di rumah dari  penugasan dan soal latihan yang diberikan oleh guru dari sekolah.  


C. Prinsip

     Belajar Dari Rumah  di Sekolah Dasar Negeri Netemnanu dan Sekolah Menengah Pertama        Negeri 2 Amfoang Timur Satap,  dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip yang tertuang         dalam Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 tentang             Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease         (COVID- 19), yaitu::

1.     Keselamatan dan kesehatan lahir batin peserta didik, pendidik, kepala satuan pendidikan dan seluruh warga satuan pendidikan menjadi pertimbangan utama dalam pelaksanaan belajar dari rumah;

2. Kegiatan belajar dari rumah dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagipeserta didik, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum;

3.  Belajar dari rumah  dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup, antara lain mengenai pandemi COVID-19 ;

4. Materi pembelajaran bersifat inklusif sesuai dengan usia dan jenjang pendidikan, konteks budaya, karakter dan jenis kekhususan peserta didik;

5. Aktivitas dan penugasan selama belajar dari rumah  dapat bervariasi antar daerah, satuan pendidikan dan peserta didik sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses terhadap fasilitas belajar dari rumah;

6. Hasil belajar peserta didik selama belajar dari rumah diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru tanpa diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif; dan

7.Mengedepankan pola interaksi dan komunikasi yang positif antara guru dengan orang tua/wali.  

    D. Strategi  

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar dari rumah di Sekolah Dasar Negeri Netemnanu dan Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Amfoang Timur Satap dilaksanakan dengan 2 (dua) pendekatan; dalam jaringan (daring) dari Kepala Sekolah kepada guru kelas/mata pelajaran  dan pembelajaran jarak jauh luar jaringan (luring) dari guru kelas/mata pelajaran kepada siswa.  


1.      Pendekatan Kepada Guru Kelas/Mata Pelajaran dari Kepala Sekolah

Terkait  pelaksanaan tugas dinas di rumah / tempat tinggal dapat dilakukan secara daring /online menggunakan gawai (gadget) maupun laptop melalui aplikasi Whatsapp  group Sekolah.  Penghentian Belajar Tatap Muka di Sekolah tidak  berarti libur, karena itu menggunakan sif.  

2.      Pembelajaran Luring dari Guru Kelas/ Mata Pelajaran kepada Peserta Didik. 

Media dan Sumber Pembelajaran di rumah secara luring dilaksanakan menggunakan;

a.       RPP dengan Materi  Study Saster ( belajar di masa bencana);  

b.      Lembar kerja siswa secara mandiri dan lembar kerja tugas secara  kelompok;   

c.       Buku cetak yang disesuaikan dengan kelasnya; dan

d.      Alat peraga dan media belajar dari benda dan lingkungan sekitar.

E.    Sasaran

Pembelajaran Jarak Jauh ini diterapkan dalam masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID- 19) pada semester genap tahun pelajaran 2020/2021. Sasaran pembelajaran ini adalah sebanyak peserta didik di Sekolah Dasar Negeri Netemnanu dan Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Amfoang Timur Satap dengan jumlah 160 orang siswa.  

F.     Komponen Pelaksanaan

    Ruang lingkup pembelajaran jarak jauh dengan sistem luring ini mencakup beberapa tahapan kegiatan, sebagai berikut.

1.      Merencanakan

Guru merancang pembelajaran jarak jauh secara Luring; meliputi pengembangan materi/bahan ajar (RPP)  Study Saster ( belajar di masa bencana), penyusunan jadwal/ jurnal, penentuan titik kumpul dari pemetaan tempat tinggal siswa, dan penyusunan soal ulangan, soal ujian untuk mengevaluasi hasil belajar siswa.

2.      Analisa Kegiatan

Fungsi analisa kegiatan dengan rencana pemetaan kegiatan pembelajaran Luring adalah untuk menentukan metode dan langkah yang cocok digunakan untuk pembelajaran luring. Karena harus menyesuaikan dengan jarak sekolah dan rumah tempat tinggal peserta didik yang jauh dan berdekatan sehingga kiranya dapat dijangkau oleh guru ke semua  peserta didik.  

3.      Bahan Ajar

Untuk materi ajar yang diberikan kepada siswa adalah  meliputi :

1.      Materi belajar Study Saster ( belajar di masa bencana) berupa RPP dari guru;

2.      Materi pelajaran semester genap dari setiap kelas 1 sampai kelas 6;

3.      Soal-soal  evalauasi ulangan dan  ujian;

4.      Berkaitan dengan kegiatan membantu orang tua;

5.      Kegiatan yang berkenaan dengan kesehatan dan  religius;

4.      Melaksanakan Pembelajaran

Guru Kelas dan guru Mata Pelajaran  membagikan materi/bahan ajar, tugas mandiiri berupa tugas secara kelompok dari  sekolah dan guru berkunjung ke titik kumpul di rumah tempat tinggal peserta didik. Target peserta didik yang harus mengikuti pembelajaran sebanyak 160 siswa.  Peserta didik membaca materi dan mengerjakan tugas di rumah dengan alokasi waktu yang sudah disepakati.

5.      Menilai  Hasil Belajar

Guru memberikan  Penilaian melalui Pengamatan terhadap; kreatif, aktif, perhatian peserta didik dan penilaian Keterampilan;  unjuk kerja, serta tugas, (mengerjakan tugas mandiri dan kelompok)  dan dikumpulkan. 

Demikian langkah kegiatan guru di Sekolah Dasar Negeri Netemnanu dan Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Amfoang Timur Satap pada masa darurat,  akibat Covid-19 yang menerpa proses belajar mengajar tatap di sekolah.  Kiranya berkenan untuk para pendidik di sekolah ini dan sebagai bentuk pertanggungjawaban tertulis kepada pemangku kepentingan. Meskipun  demikian, kreativitas penulis dalam menyusun kajian ini pun penuh kekurangan di sana sini. Untuk itu, saran dari pembaca mungkin dapat menyempunakan kajian ini. (19/2/2021) *(referensi; datadikdasmen.com

                                                            -------------- 






Sabtu, 22 Agustus 2020

HUT RI KE-75 DI KECAMATAN AMFOANG TIMUR

   NUANSA SEPUTAR HUT RI KE-75 DI AMFOANG TIMUR 

oleh; John Subardi

 gbr. Seorang Anggota Polsek kec. Amf.Timur Memanjat Tiang Bendera (dok.sendiri:17/08/2020) 

Upacara Bendera memperingati Kemerdekaan Republik Indonesia di Fatuknutu, 17 Agustus 2020, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. 

Sebagaimana di daerah-daerah lain, di kecamatan Amfoang Timur kabupaten Kupang provinsi Nusa Tenggara Timur, semangat HUT RI  ke-75 dalam suasana pandemi  covid-19.

Momen  perayaan HUT RI ke-75 di ibu kota kecamatan Amfoang Timur, bernuansa  dan ada semangat juang yang berbeda  dari tahun sebelumnya. Pada  tahun yang lalu,  masyarakat sudah berkumpul di Fatuknutu menyongsong upacara bendera dengan berbagai macam kegiatan, seperti olahraga serta berbagai perlombaan seni dan budaya daerah. Berbagai kegiatan tersebut menyertakan semua elemen masyarakat dari kalangan pelajar, pemuda dan lainnya. Jika demikian, tahun 2020  ada bedanya, oleh karena wabah pandemi covid-19. namun terdapat semangat pejuang.

Momentum HUT RI ke-75 di kecamatan Amfoang Timur pada tahun 2020, hanya menyertakan sebagian kecil masyarakat, perutusan dari pelajar SD, SMP, SMA serta lainnya sesuai ketentuan panitia HUT RI tahun 2020 tingkat kecamatan Amfoang Timur. 

gbr. Sarana transportasi lokal (dok.sendiri:17/08/2020)

 Oleh karena itu, saya bersama teman-teman guru, perutusan siswa SDN Netemnanu dan SMPN 2 Amfoang Timur Satap, berangkat pada pagi hari menuju Fatuknutu menggunakan kendaraan umum. Dan kebetulan di desa Netemnanu ada  badan usaha milik desa yang bergerak di bidang sarana transportasi lokal. Kami menempuh perjalanan selama kurang lebih satu setengah jam tiba di Fatuknutu. Ketika itu, di tempat  upacara bendera sepi, tidak sama dengan suasana pada tahun sebelumnya. Mungkin karena kami tiba mendahului peserta dari sekolah lainnya. 

Mengingat akses yang berbeda dari setiap desa menuju ke ibu kota kecamatan itu, maka waktu pelaksanaan upacara bendera disesuaikan dengan kehadiran peserta. Pada waktunya, upacara bendera pun mulai. Sebagai inpektur upacara adalah Camat Amfoang Timur. Komandan upacara dari anggotan TNI. Pasukan pengibar bendera hanya tiga orang tidak seperti lazimnya. Untuk itu dari pelajar  SMAN 1 Amfoang Timur dan sebagian dari mereka berperan sebagi kelompok paduan suara. 

Selain itu yang hadir pada saat upacara bendera terdiri dari; anggota DPRD  kabupaten Kupang, Kapolsek kecamatan Amfoang Timur, komandan TNI perbatasan RI dengan RDTL, para anggota TNI  dan Babinsa, TNI  Angkatan Laut, para kepala desa, tokoh agama, para kepala bagian dan pegawai pada kantor kecamatan, perutusan  dari Masyarakat, para anggota polsek, para kepala sekolah, perutusan para guru dari setiap sekolah,  kepala puskemas Oepoli, perutusan para medis,  perutusan para pejalar sekolah dasar sampai sekolah menengah atas, dan lainya. 

Upacara Bendera berlangsung penuh hikmah dan hormat  kepada Sang Merah Putih. Namun, ada nuansa ketika Sang Merah Putih terlepas dari pengikatnya. Akan tetapi, nuansa itu menggugah semangat pejuang. Seorang anggota Polsek, lari tiba-tiba mendekati tiang bendera dan memanjat untuk menarik tali seketika juga. Sehingga pada giliran pengerek bendera terus mengibarkan Sang Merah Putih diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya. Dengan demikian, pengibaran tetap penuh hikmah dan penuh hormat dari peserta upacara bendera pada HUT RI ke-75 di kecamatan Amfoang Timur.

Deskriptif penulis, mungkin kurang berkenan bagi pembaca. Akan tetapi, saya merefleksikan seputar nuansa tersebut, antara lain; 

gbr. seorang anggota Babinsa (dok.sendiri:17/08/2020)

  1. Bahwasanya terkait dengan wabah pandemic covid-19 yang menimpa sebagian manusia di dunia termasuk Bangsa Indonesia  merupakan perihal yang tiba-tiba. Dengan demikian, pemerintah mengarahkan kita  agar tetap siaga menjaga kesehatan  dan mengikuti protokol kesehatan di tempat kerja  masing-masing pada era normal baru. Karena itu, peserta upacara bendera di kecamatan Amfoang Timur berbeda dari tahun sebelumnya dan terdiri dari perutusan saja;
  2. Bahwasanya Sang Merah Putih terlepas dari pengikatnya adalah peristiwa tiba-tiba, yang terjadi  pada momen perayaan HUT RI ke-75 di Fatuknutu tahun 2020. Oleh karena itu, nuansa tersebut adalah ilmu pengetahuan sejarah yang terjadi kini di sini,  di tengah pandemi covid-19. Dengan demikian, selalu bekerja dengan cermat  terhadap tugas masing-masing;  
  3.  Bahwasanya reaksi peserta upacara sebagaimana seorang anggota Polsek di kecamatan Amfoang Timur adalah semangat pejuang yang patut  mengapresiasi.  Dan  sekiranya semangat juang itu patut ditiru juga oleh para penerus bangsa tercinta ini. Untuk itu generasi penerus  tidak menyerah begitu saja, namun bangkit untuk belajar mengikuti perkembangan ini serta bekerja;
  4. Bahwasanya selain seorang anggota Polsek, ada seorang anggota Babinsa dan seorang siswa berpakaian merah putih lari keluar dari barisan serta ada  yang lainya. Rupanya mereka juga berjuang untuk mencapai cita-cita. Semangat mereka merupakan satu kesatuan dari niat baik  mewujudkan keutuhan bangsa yang kita cintai.   

gbr. nampak seorang siswa di belakang komandan (dok.sendiri;17/08/2020)

Mencermati momentum 75 tahun kemerdekaan RI di kecamatan Amfoang Timur saat itu, tentu berbeda-beda dan lain halnya dari setiap peserta. Dengan itu pula kiranya tulisan ini adalah bagian dari deskriptif lain.  

Maka sebagai warga negara saya menuliskan dan menyadari dengan mengucapkan "Dirgahayu" negeri tercinta tanah tumpah darah Indonesia.

Semoga khalayak pembaca dan generasi penerus dapat menemukan percikan gagasan serta tulisan ini masih terdapat kekurangan, namun kiranya berkenan menjadi referensi di perpustakaan sekolah.   (Netemnanu,22/8/2020)

                                                     

                                                        *****************

 


 




Sabtu, 15 Agustus 2020

KISAH DI SEKOLAH TERPENCIL

                                                            AKSESIBILITAS TERPENCIL 

 

Kajian ini tidak terlepas dari kajian sebelumnya tentang peranan guru lebih dominan terhadap ilmu pengetahuan dalam pendidikan formal dan nonformal pada daerah terpencil.  Selain itu, terkait pula dengan perubahan proses pembelajaran akibat covid-19. Perubahan itu  tidak selalu dapat dicerna oleh  masyarakat pedesaaan lagi terpencil,  karena  terbiasa pada kelaziman belajar mengajar di sekolah  yang mereka alami.  Bagi orang tua di desa Netemnanu, bahwasannya pembelajaran pada masa pandemi ini tetap merupakan tanggung jawab guru dari sekolah. Memahami hal ini, para guru di sekolah pun terus membaharui proses pembelajaran  untuk masa depan peserta didik sebagai generasi bangsa Indonesia. 

Sehubungan dengan hal itu, dalam rapat rutin di sekolah (Sabtu, 15/8/2020) tentang pembelajaran jarak jauh dan belajar dari rumah dengan metode luring, para guru di SDN Netemnanu/SMPN 2 Amfoang Timur Satap, cenderung menghadapi tantangan. Mengevaluasi  kegiatan menggunakan metode luring ini, antara lain bahwa orang tua dan lingkungan masyarakat kurang memberikan motivasi terhadap pentingnya ilmu pengetahuan untuk masa depan anak-anak mereka. 

Meskipun  menghadapi tantangan,  para pendidik tidak menyerah dengan berbagai kesulitan yang mereka hadapi itu. Tantangan yang kami alami pada pembelajaran jarak jauh ini antara lain; jarak tempat tinggal siswa yang satu dengan lainnya berjauhan, hampir semua siswa tidak memiliki  phonecall, kurang mendapat perhatian dari orang tua terhadap proses pembelajaran ini, bahwasannya orang tua sibuk dengan pekerjaan mereka sendiri. 

 Sehingga dalam kurun waktu (tanggal 20 Juli sampai dengan 14 Agustus 2020)  pembelajaran ini berlangsung,  beberapa guru mengeluh kecapaian. Oleh karena itu, kami melakukan proses pembelajaran di sekolah dengan tetap mengikuti protokol kesehatan; jaga jarak, wajib menggunakan masker, cuci tangan dan pembelajaran secara kelompok di sekolah. 

Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, sekedar diketahui jumlah peserta didik pada SDN Netemnanu/SMPN 2 Amfoang Timur Satap pada tahun ajaran 2020/2021;

Kelas

L

P

Jumlah

I

8

4

12

II

11

8

19

III

13

8

21

IV

13

10

23

V

16

11

27

VI

6

15

21

VII

3

5

8

VIII

11

11

22

IX

8

6

14

JUMLAH

89

78

167

Keadaan peserta didik dengan jumlah tersebut di atas dapat meminimalisasi untuk melaksanakan pembelajaran di sekolah dengan tidak mengabaikan protokol kesehatan selama pandemi Covid-19 tahun 2020. 

Sementara itu, tantangan kami di sekolah ini adalah upaya pendidikan non formal terkait dengan persoalan-persoalan kemasyarakatan di daerah ini. Hal yang menggugah, antara lain kurangnya perhatian orang tua terhadap pendidikan anak-anak mereka. Sekiranya orang tua memahami bahwa proses belajar dapat  berlangsung dalam kelas  dan di luar kelas dengan kurikulum resmi, serta di rumah atau lingkungan  masyarakat dengan kurikulum tidak resmi. Namun,  pengetahuan itu belum sepenuhnya menyentuh  orang tua serta masyarakat setempat. Dengan demikian, mempengaruhi perilaku anak-anak di sana sehingga kurang termotivasi dalam belajar. Untuk itu, peran guru masih lebih dominan dalam mendorong para peserta didik agar memahami  pentingnya ilmu pengetahuan bagi masa depan mereka. 

Meresumekan rapat koordinasi dewan guru (Sabtu, 15/8/2020) yang mengevaluasi pembelajaran jarak jauh dengan metode luring, bahwasanya  sebagai  asesmen  dari sekolah yang merupakan kegiatan mengumpulkan, menganalisa, dan menginterprestasi data atau informasi tentang peserta didik dan lingkungannya untuk memperoleh gambaran, tentang kondisi individu dan lingkungannya sebagai bahan untuk memahami individu dan pengembangan program layanan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan terkait persiapan guru menghadapi evaluasi  semester dan akhir semester  tahun pembelajaran 2020/2021.  

Oleh karena itu, profesionalitas guru akan menuai  mutu pendidikan di sekolah kita. Ikhtiar seorang guru adalah upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa  Indonesia.  Dengan demikian, guru dalam menjalankan tugasnya dengan penuh kesadaran pula akan kewajiban dan tanggung jawabnya mengajar serta mendidik para siwa di tempat ini, sekalipun aksesibilitas terpencil.

Kajian ini kiranya berkenan sebagai referensi untuk  kajian lain dan khazanah di perpustakaan sekolah kita. Dan semoga khalayak pembaca  dapat menemukan percikan gagasan yang merangsang pengembangan pemikiran selanjutnya atau keritik dan saran yang mendorong elaborasi pada bagian yang masih ada celah sebagai kekurangan di sana sini dalam tulisan ini. (Taloi, 16/8/2020                                  

                                                                    by ; John Subardi

                                                                      ***********

 

 

 

Cerita Guru di Tapal Batas Negara

oleh; John Subardi        I.             PENGANTAR Menjadi guru pada pendidikan f...