Wikipedia

Hasil penelusuran

Sabtu, 22 Agustus 2020

HUT RI KE-75 DI KECAMATAN AMFOANG TIMUR

   NUANSA SEPUTAR HUT RI KE-75 DI AMFOANG TIMUR 

oleh; John Subardi

 gbr. Seorang Anggota Polsek kec. Amf.Timur Memanjat Tiang Bendera (dok.sendiri:17/08/2020) 

Upacara Bendera memperingati Kemerdekaan Republik Indonesia di Fatuknutu, 17 Agustus 2020, berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. 

Sebagaimana di daerah-daerah lain, di kecamatan Amfoang Timur kabupaten Kupang provinsi Nusa Tenggara Timur, semangat HUT RI  ke-75 dalam suasana pandemi  covid-19.

Momen  perayaan HUT RI ke-75 di ibu kota kecamatan Amfoang Timur, bernuansa  dan ada semangat juang yang berbeda  dari tahun sebelumnya. Pada  tahun yang lalu,  masyarakat sudah berkumpul di Fatuknutu menyongsong upacara bendera dengan berbagai macam kegiatan, seperti olahraga serta berbagai perlombaan seni dan budaya daerah. Berbagai kegiatan tersebut menyertakan semua elemen masyarakat dari kalangan pelajar, pemuda dan lainnya. Jika demikian, tahun 2020  ada bedanya, oleh karena wabah pandemi covid-19. namun terdapat semangat pejuang.

Momentum HUT RI ke-75 di kecamatan Amfoang Timur pada tahun 2020, hanya menyertakan sebagian kecil masyarakat, perutusan dari pelajar SD, SMP, SMA serta lainnya sesuai ketentuan panitia HUT RI tahun 2020 tingkat kecamatan Amfoang Timur. 

gbr. Sarana transportasi lokal (dok.sendiri:17/08/2020)

 Oleh karena itu, saya bersama teman-teman guru, perutusan siswa SDN Netemnanu dan SMPN 2 Amfoang Timur Satap, berangkat pada pagi hari menuju Fatuknutu menggunakan kendaraan umum. Dan kebetulan di desa Netemnanu ada  badan usaha milik desa yang bergerak di bidang sarana transportasi lokal. Kami menempuh perjalanan selama kurang lebih satu setengah jam tiba di Fatuknutu. Ketika itu, di tempat  upacara bendera sepi, tidak sama dengan suasana pada tahun sebelumnya. Mungkin karena kami tiba mendahului peserta dari sekolah lainnya. 

Mengingat akses yang berbeda dari setiap desa menuju ke ibu kota kecamatan itu, maka waktu pelaksanaan upacara bendera disesuaikan dengan kehadiran peserta. Pada waktunya, upacara bendera pun mulai. Sebagai inpektur upacara adalah Camat Amfoang Timur. Komandan upacara dari anggotan TNI. Pasukan pengibar bendera hanya tiga orang tidak seperti lazimnya. Untuk itu dari pelajar  SMAN 1 Amfoang Timur dan sebagian dari mereka berperan sebagi kelompok paduan suara. 

Selain itu yang hadir pada saat upacara bendera terdiri dari; anggota DPRD  kabupaten Kupang, Kapolsek kecamatan Amfoang Timur, komandan TNI perbatasan RI dengan RDTL, para anggota TNI  dan Babinsa, TNI  Angkatan Laut, para kepala desa, tokoh agama, para kepala bagian dan pegawai pada kantor kecamatan, perutusan  dari Masyarakat, para anggota polsek, para kepala sekolah, perutusan para guru dari setiap sekolah,  kepala puskemas Oepoli, perutusan para medis,  perutusan para pejalar sekolah dasar sampai sekolah menengah atas, dan lainya. 

Upacara Bendera berlangsung penuh hikmah dan hormat  kepada Sang Merah Putih. Namun, ada nuansa ketika Sang Merah Putih terlepas dari pengikatnya. Akan tetapi, nuansa itu menggugah semangat pejuang. Seorang anggota Polsek, lari tiba-tiba mendekati tiang bendera dan memanjat untuk menarik tali seketika juga. Sehingga pada giliran pengerek bendera terus mengibarkan Sang Merah Putih diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya. Dengan demikian, pengibaran tetap penuh hikmah dan penuh hormat dari peserta upacara bendera pada HUT RI ke-75 di kecamatan Amfoang Timur.

Deskriptif penulis, mungkin kurang berkenan bagi pembaca. Akan tetapi, saya merefleksikan seputar nuansa tersebut, antara lain; 

gbr. seorang anggota Babinsa (dok.sendiri:17/08/2020)

  1. Bahwasanya terkait dengan wabah pandemic covid-19 yang menimpa sebagian manusia di dunia termasuk Bangsa Indonesia  merupakan perihal yang tiba-tiba. Dengan demikian, pemerintah mengarahkan kita  agar tetap siaga menjaga kesehatan  dan mengikuti protokol kesehatan di tempat kerja  masing-masing pada era normal baru. Karena itu, peserta upacara bendera di kecamatan Amfoang Timur berbeda dari tahun sebelumnya dan terdiri dari perutusan saja;
  2. Bahwasanya Sang Merah Putih terlepas dari pengikatnya adalah peristiwa tiba-tiba, yang terjadi  pada momen perayaan HUT RI ke-75 di Fatuknutu tahun 2020. Oleh karena itu, nuansa tersebut adalah ilmu pengetahuan sejarah yang terjadi kini di sini,  di tengah pandemi covid-19. Dengan demikian, selalu bekerja dengan cermat  terhadap tugas masing-masing;  
  3.  Bahwasanya reaksi peserta upacara sebagaimana seorang anggota Polsek di kecamatan Amfoang Timur adalah semangat pejuang yang patut  mengapresiasi.  Dan  sekiranya semangat juang itu patut ditiru juga oleh para penerus bangsa tercinta ini. Untuk itu generasi penerus  tidak menyerah begitu saja, namun bangkit untuk belajar mengikuti perkembangan ini serta bekerja;
  4. Bahwasanya selain seorang anggota Polsek, ada seorang anggota Babinsa dan seorang siswa berpakaian merah putih lari keluar dari barisan serta ada  yang lainya. Rupanya mereka juga berjuang untuk mencapai cita-cita. Semangat mereka merupakan satu kesatuan dari niat baik  mewujudkan keutuhan bangsa yang kita cintai.   

gbr. nampak seorang siswa di belakang komandan (dok.sendiri;17/08/2020)

Mencermati momentum 75 tahun kemerdekaan RI di kecamatan Amfoang Timur saat itu, tentu berbeda-beda dan lain halnya dari setiap peserta. Dengan itu pula kiranya tulisan ini adalah bagian dari deskriptif lain.  

Maka sebagai warga negara saya menuliskan dan menyadari dengan mengucapkan "Dirgahayu" negeri tercinta tanah tumpah darah Indonesia.

Semoga khalayak pembaca dan generasi penerus dapat menemukan percikan gagasan serta tulisan ini masih terdapat kekurangan, namun kiranya berkenan menjadi referensi di perpustakaan sekolah.   (Netemnanu,22/8/2020)

                                                     

                                                        *****************

 


 




2 komentar:

Roni Bani mengatakan...

Ya, tahun ini HUT Proklamasi NKRI berbeda oleh karena pandemi covid-19. Di Amarasi Selatan, tiap unit sekolah (SMP, SMA/K) mengirim 12 siswa, sementara dari kelurahan dan desa mengirim perangkat pemerintahannya saja. ASN guru dan pegawai wajib hadir mengikuti upacara dengan mengenakan pakaian tradisional. Selamat. Dirgahayu NKRI ke-75; Kapan beta bisa pi Amfo'an Timur ee...??

John Subardi mengatakan...

Terima kasih Guru, sudah membaca tulisan saya dan kapan saja bisa. Niat baik itu pasti datang pada waktunya .

Posting Komentar

Cerita Guru di Tapal Batas Negara

oleh; John Subardi        I.             PENGANTAR Menjadi guru pada pendidikan f...