Wikipedia

Hasil penelusuran

Selasa, 02 Maret 2021

MENARIK KREATIVITAS MENULIS

 MENARIK  KREATIVITAS MENULIS  

Oleh John Subardi

Tidak semua orang mau menulis, oleh karena belum menyadari pentingnya menulis. Apabila kita gemar membaca, bahwasanya tak ada tulisan yang tidak menarik. Hanya penyampaiannya saja yang kurang menarik pembaca. Untuk itu, menarik atau tidaknya sebuah tulisan sangat bergantung pada cara pembahasan dalam tulisan.  

Banyak yang menganggap, menuliskan sesuatu itu bukan hal yang gampang. Sebaliknya,  meremehkan pula, bahwasanya kegiatan menulis itu pekerjaan yang sia-sia, membuang waktu dan tenaga,  serta itu  pekerjaan orang yang suka melamun. Anggapan demikian tentu tidaklah salah. 

Tetapi,  marilah kita mencermati dan melihat kegiatan menulis dari sudut pandang kreativitas.  Dalam proses ini, tiap penulis menghabiskan waktu, tenaga, dan biaya guna mendapatkan gambaran dan referensi yang sesuai. Kreativitas ini  membutuhkan ketulusan dan sumber daya penulis. Untuk itu, kesungguhan serta kemahiran dalam menulis,  menarik  dari kreativitas penulis.

Penulis berusaha mengemas tulisannya dengan berbagai cara pendekatan dan penyampaian untuk menarik pembaca (public). Dengan memilih kata-kata, merangkai menjadi kalimat, dan memastikan kalimat awal dalam tulisannya. Selanjutnya memformulasikan kalimat-kalimat pesan sebagai inti dan isi tulisan bagi public. Kemudian menyampaikan dampak yang bermanfaat positif serta mengesan untuk pembaca. Kiranya proses ini sederhana. Namun, lebihnya sudah menjadi pengetahuan sekian banyak masyarakat penulis.  

Kajian ini bukan teori, tetapi kreativitas. Dalam Wikipedia, “Daya cipta atau kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gaggasan atau anggitan (concept) baru, atau hubungan baru antara gagasan dan anggitan yang sudah ada.

gbr bola lampu; Gambaran mempunyai ide dan tanda kreativitas.

Dari sudut pandang keilmuan, hasil dari pemikiran berdaya cipta ( crative thingking) (kadang disebut pemikiran bercabang) biasanya dianggap memiliki keaslian dan kepantasan”. (https://Id.m.wikipedia.org/w/index.php?)

 Jikalau demikian, penulis mengapresiasi dalam beberapa hal, antara lain ; 

  • Menulis sudah menjadi kompetisi;  

Memang tidak mudah untuk bersaing dengan sekian banyak anggota masyarakat penulis.  Dan tak ada tulisan yang tidak menarik. Hanya pendekatan dan penyampain saja yang mungkin kurang menarik pembaca. Oleh karena itu, menarik atau tidaknya sebuah tulisan sangat bergantung pada cara pembahasan dalam tulisan itu. Dengan demikian, para penulis berkompetisi mengemas dan menyajikan berbagai tulisan yang menyentuh dan menarik  apresiasi pubik. 

  • Kompetensi  menulis teruji publik

Penulis merasa senang dan bangga bila tulisannya terpubikasi di media massa. Media cetak merupakan representasi dari masyarakat dan produk public. Sehingga membaca opini yang dimuat dalam suatu media adalah salah satu wujud keberpihakan kepada masyarakat. Apabila penulis adalah guru, maka kompetensi profesinya teruji. Oleh karena itu, kompetensi profesi guru dapat teruji melalui kreativitas menulis. Ketika tulisan seorang guru terpublikasi di media cetak, maka secara langsung guru mempertanggungjawabkan ilmu pengetahuannya kepada masyarakat  atau pembaca.

Tentu tulisan ini hanya sebagian kecil dari keseluruhan pemikiran yang berkenaan dengan menarik kreativitas menulis. Bukankah menerangkan adalah komunikasi verbal antara pendidik dengan peserta didik?  Sedangkan menulis merupakan wujud pemikiran yang dikomunikasikan melalui karya tulis dalam buku atau media cetak. Ada baiknya menulis!

Gagasan ini memang masih perlu pengemasan dalam mengembangkan kreasi belajar menulis.
Untuk itu kritik dan saran pembaca merupakan produk budaya belajar dan berkarya tulis. Mari berkreasi menulis! (2/3/2021)

                                                ********

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cerita Guru di Tapal Batas Negara

oleh; John Subardi        I.             PENGANTAR Menjadi guru pada pendidikan f...