MENARIK KREATIVITAS MENULIS
Oleh John Subardi
Banyak
yang menganggap, menuliskan sesuatu itu bukan hal yang gampang. Sebaliknya, meremehkan pula, bahwasanya kegiatan menulis
itu pekerjaan yang sia-sia, membuang waktu dan tenaga, serta itu pekerjaan orang yang suka melamun. Anggapan
demikian tentu tidaklah salah.
Tetapi,
marilah kita mencermati dan melihat
kegiatan menulis dari sudut pandang kreativitas. Dalam proses ini, tiap penulis menghabiskan
waktu, tenaga, dan biaya guna mendapatkan gambaran dan referensi yang sesuai. Kreativitas
ini membutuhkan ketulusan dan sumber
daya penulis. Untuk itu, kesungguhan serta kemahiran dalam menulis, menarik dari kreativitas penulis.
Penulis
berusaha mengemas tulisannya dengan berbagai cara pendekatan dan penyampaian
untuk menarik pembaca (public). Dengan memilih kata-kata, merangkai menjadi kalimat, dan memastikan kalimat awal dalam tulisannya. Selanjutnya memformulasikan kalimat-kalimat pesan
sebagai inti dan isi tulisan bagi public. Kemudian menyampaikan dampak yang bermanfaat
positif serta mengesan untuk pembaca. Kiranya proses ini sederhana. Namun, lebihnya sudah menjadi pengetahuan sekian banyak masyarakat penulis.
Kajian ini bukan teori, tetapi kreativitas. Dalam Wikipedia, “Daya cipta atau kreativitas adalah proses mental yang melibatkan pemunculan gaggasan atau anggitan (concept) baru, atau hubungan baru antara gagasan dan anggitan yang sudah ada.
Dari sudut pandang keilmuan, hasil dari
pemikiran berdaya cipta ( crative thingking) (kadang disebut pemikiran bercabang)
biasanya dianggap memiliki keaslian dan kepantasan”. (https://Id.m.wikipedia.org/w/index.php?)
Jikalau demikian, penulis mengapresiasi dalam beberapa hal, antara lain ;
- Menulis sudah menjadi kompetisi;
Memang tidak mudah untuk bersaing dengan sekian banyak anggota masyarakat penulis. Dan tak ada tulisan yang tidak menarik. Hanya pendekatan dan penyampain saja yang mungkin kurang menarik pembaca. Oleh karena itu, menarik atau tidaknya sebuah tulisan sangat bergantung pada cara pembahasan dalam tulisan itu. Dengan demikian, para penulis berkompetisi mengemas dan menyajikan berbagai tulisan yang menyentuh dan menarik apresiasi pubik.
- Kompetensi menulis teruji publik
Penulis merasa senang dan bangga bila tulisannya terpubikasi di media massa. Media cetak merupakan representasi dari masyarakat dan produk public. Sehingga membaca opini yang dimuat dalam suatu media adalah salah satu wujud keberpihakan kepada masyarakat. Apabila penulis adalah guru, maka kompetensi profesinya teruji. Oleh karena itu, kompetensi profesi guru dapat teruji melalui kreativitas menulis. Ketika tulisan seorang guru terpublikasi di media cetak, maka secara langsung guru mempertanggungjawabkan ilmu pengetahuannya kepada masyarakat atau pembaca.
Tentu tulisan ini hanya sebagian kecil dari keseluruhan pemikiran yang berkenaan dengan menarik kreativitas menulis. Bukankah menerangkan adalah komunikasi verbal antara pendidik dengan peserta didik? Sedangkan menulis merupakan wujud pemikiran yang dikomunikasikan melalui karya tulis dalam buku atau media cetak. Ada baiknya menulis!
Gagasan ini memang masih perlu pengemasan dalam mengembangkan kreasi belajar menulis.
Untuk
itu kritik dan saran pembaca merupakan produk budaya belajar dan berkarya
tulis. Mari berkreasi menulis! (2/3/2021)


Tidak ada komentar:
Posting Komentar