Wikipedia

Hasil penelusuran

Sabtu, 13 Januari 2024

 

Berefleksi Sebagai Seorang Guru

                                                            Oleh; John Subardi

 


(Gbr. Koleksi  dok.2016;  Bersama Sesepuh Masyarakat di Daerah Batas Negara)

1.      Pengantar  

Profesionalitas guru akan menuai  mutu pendidikan. Ikhtiar seorang guru adalah upaya mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia tercinta. Guru mengemban tugas sebagaimana amanat yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 (alinea IV),  tentang tujuan bangsa adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa  Indonesia. Oleh karena itu, bangsa Indonesia sesungguhnya sejak awal memikirkan konteks itu,  nantinya akan erat kaitannya dengan bidang pendidikan di Indonesia. Dan terkait dengan hal tersebut, bidang pendidikan kini berperan penting. Kemudian, pendidikan akan berlangsung secara formal dan nonformal. Dan itu, bukan tidak mungkin menyangkut peran seseorang sebagai tenaga profesi. Tenaga profesi dalam hal ini adalah kualifikasi seseorang yang berprofesi sebagai pendidik profesional yang di sebut guru. Lalu, dalam kajian ini bukan bermaksud membangun teori tentang guru. Tetapi setidaknya refleksi tentang berbagai opini publik terkait profesionalitas guru yang kerjanya mendidik serta mengajar. Apabila mendengar berita dari berbagai media sosial, publik beropini setidaknya dalam hal mendidik dan mengajar. Dan bila publik mencermati, dari berbagai media sosial pun guru dapat menunjukkan profesionalitasnya tentang mendidik serta mengajar. Dan semestinya guru menempatkan mendidik serta mengajar itu secara proporsional. Karenanya, persepsi publik tentang guru masing-masing berbeda dari berbagai latar belakang persoalannya. Namun, sekiranya bila ada persepsi terkait peran guru, setidaknya menjadi refleksi dalam proses kegiatan belajar mengajar secara profesional.   Selanjutnya kajian ini pun sebagai refleksi,  setidak-tidaknya berkenaan dalam konteks integritas, militansi, dan kredibilitas profesi pendidik dalam kehidupan bermasyarakat dan di mana pun seseorang tenaga pendidik bekerja.  

2.      Integritas Guru

a.      Kebersatuan

Seorang guru adalah anggota pendidik profesi dalam suatu sekolah. Dalam kontek ini,  seperti apa perhatian setiap orang guru terhadap unit kerjanya. Hal perhatian, dari seseorang guru terhadap berbagai komponen di sekolah tempat ia bekerja. Ia menyadari, itu sekolahnya tempat bekerja bersama-sama teman sejawat melaksanakan proses pembelajaran. Tentu, semua hal yang ada di unit itu, menjadi tanggung jawab bersama semua personalia yang ada di dalamnya, bukan bergantung kepada pemimpin. Misalnya hal,  seperti membangun komunikasi tentang; keadaan gedung, sarana pembelajaran, halaman sekolah, proses pembelajaran, interaksi dan diskusi antar sesama guru tentang pembelajaran, serta hal-hal lain.  

b.      Berpotensi pada Mutu

Satu kesatuan kekuatan berdampak pada suasana sekolah yang terlihat kondusif,  oleh karena kehidupan komunitasnya yang kondusif pula.  Karena keadaan sekolah yang kondusif akan mendukung tercapainya berbagai potensi di suatu sekolah. Sekolah akan menunjukkan mutu, karena kesatuan kemampuan di antara semua guru yang ada. Selain itu, mutu pembelajaran dari setiap guru, tentu menunjukkan contoh baik bagi anak-anak di sekolah dan tampak pula bagi masyarakat di lingkungan sekitarnya.  

3.      Militansi Guru  

a.      Ketangguhan Guru Menghadapi Berbagai Aksesibitas  

Tugas profesi guru di wilayah perkotaan, tentu berbeda dengan wilayah kategorial lainya seperti daerah terpencil, pedalaman, perbatasan, dan serta kategorial lainya. Namun, sama-sama mengemban dan menyandang profesi guru. Hal yang berbeda setidaknya karena berbagai aksesibilitas terkait pembelajaran seperti, sumber belajar, sarana pembelajaran, latar belakang peserta didik, sumberdaya manusia, transportasi, ongkos, biaya hidup, jarak tempuh, dan lain sebagainya. Oleh karena kesenjangan yang ada itu, membutuhkan upaya seorang pendidik profesional  untuk mengatasinya.  Namun, tentu ada akses lain yang dapat menunjang hingga tugas yang dipercayakan terlaksana dengan baik.

b.      Ketangguhan Guru Menghadapai Bergai Perspektif

Yang menjadi refleksi, profesi guru masa kini antara lain berbagai opini publik. Dari berbagai latar belakang hal tertentu, ada saja kisah dan berita oleh berbagai media sosial tentang profesi guru. Berbagai pandangan publik, tentang profesional pendidik dalam kehidupan bermasyarakat, itu wajar-wajar saja. Hal wajar oleh karena profesi guru, seperti sosok model, jadi contoh bagi generasi penerus bangsa. Setidaknya publik memandang pekerjaan guru itu adalah mengajar. Bila mungkin ada persepsi  publik, tentang mengajar pun dari berbagai-bagai pandangan yang berbeda. Karenanya, seorang guru secara proporsional memberikan penjelasan tentang peran pendidik, baik mendidik ataupun mengajar. Dan setidaknya, mendidik serta mengajar itu bukan pekerjaan pendidik saja di sekolah. Hal mendidik dan mengajar, semestinya juga menjadi tanggung jawab orang tua, keluarga, masyarakat, dan semua orang, sebagai warga negara  yang baik. Karena kita semua hidup bersama di sekitar lingkungan  tempat anak-anak bermain.

c.       Ketangguhan Guru Setidaknya  Dominan

Peranan guru di daerah pedalaman masih dominan. Hal ini bisa terjadi, antara lain oleh karena kurangnya pemahaman orang tua, bahwasanya mendidik anak bermula dari lingkungan keluarga masing-masing. Bukan sepenuhnya terserah kepada pendidik di sekolah. Di samping itu, pengaruh akses teknologi informasi dan komunikasi yang menjangkau luas saat ini. Peranan yang dominan, karena hal itu menguji kualifikasi profesional seorang pendidik dari berbagai progres perubahan akses yang terjadi masa kini. Misalnya, mendorong sumber daya masyarakat yang berpotensi, tentang pentingnya pendidikan formal ataupun nonformal untuk mendukung cita-cita anak-anak mereka sebagai generasi penerus bangsa Indonesia. Selain itu, upaya seorang guru memberikan motivasi yang menginspirasi masyarakat dalam menghadapi berbagai kesenjangan akibat dari aksesibilitas tertentu, seperti jarak tempat tinggal dengan lembaga pendidikan, ongkos pendidikan serta biaya hidup mahal, biaya transportasi, kehidupan sosial dan budaya masyarakat setempat, pengaruh teknologi informasi serta akses lain. Hal-hal tersebut, pada gilirannya bagi seseorang guru lebih menunjukkan ketangguhan kualifikasinya untuk mendorong potensi masyarakat yang ada. Dengan demikian, tentu tersiratlah kualifikasi guru yang profesional  di tengah kehidupan bermasyarakat. Pertanyaannya, apa halnya sehingga publik mencederai profesi guru ? Pertanyaan ini sekiranya menjadi refleksi bagi  profesi guru dalam hidup bermasyarakat masa kini.   

4.      Kredibilitas Guru

a.      Membangun Kepercayaan dari Masyarakat  

Mengemban profesi guru masa kini tidak mudah. Tidak mudah, karena ia seseorang guru menyandang kualifikasi pendidikan itu dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam hidup bermasyarakat, seorang guru setiap hari mendidik anak-anak sebagai siswa di sekolah. Dan tugas mendidik para siswa di sekolah tidak bisa diganti oleh orang lain yang bukan profesi guru.  Profesionalitas guru tentu dalam hal mendidik serta mengajar, seperti disiplin, tertib, taat sesuai peraturan dalam melaksanakan tugas setiap hari. Karena itu, dengan bekerja secara profesonal guru dapat dipercaya oleh publik  yang ada di sekitarnya. Dan guru yang profesional dalam mendidik siswanya di sekolah tentu dapat dipercaya dan menarik inspirasi publik, bukan sebaliknya. Dengan itu, dalam menjalankan misinya, guru wajib mempertahankan kredibilitasnya sebagai seorang guru yang profesional.

b.      Menggugah dan Menarik Perhatian Masyarakat  

Bagaimanapun, profesi guru menjadi teladan bagi peserta didik di sekolah dan dalam kehidupan bermasyarakat. Dan misi seseorang guru adalah menjalankan pendidikan untuk anak-anak ke berbagai tempat dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta, serta menjadi warga masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya itu. Jadi apa pun kesulitan di tempat tugas, semampunya seorang guru akan hadapi. Maka dengan upaya seperti apa yang ia lakukan di tengah kehidupan bersama dengan sesama warganya di sana, setidaknya ia ikut dan aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan. Misalnya, mengikuti rapat di desa, kelurahan, kecamatan, ikut dalam kerja bakti sosial di lingkungan, dan bentuk partisipasi lainnya. Dan dengan itu, setiap orang guru menghayati dan mengamalkan, setidaknya dalam hal berperilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, bergotong royong, berdamai, toleransi, santun, dan responsif serta kreatif dalam kehidupan bermasyarakat.  

5.      Penutup

Memang guru menjalankan tugas profesi membangun pendidikan formal dan nonformal di Indonesia. Sejalan dengan itu pula, terus memacu dengan berbagai perubahan dalam dunia pendidikan pada masa kini. Karena  perkembangan pendidikan di sekolah saat ini, menuntut agar seseorang guru harus mumpuni dalam melaksanakan tugas profesinya itu. Tetapi di samping itu, pun setidaknya berhadapan dengan berbagai kesenjangan yang terjadi masa kini. Kesenjangan terjadi oleh karena berbagai karakter tertentu di tempat tugasnya. Seperti, topografi, budaya masyarakat, sumber daya masyarakat, transportasi, jarak  tempat tinggal, ongkos dan biaya hidup serta aksesibilitas lain terkait kesejahteraan seorang guru dalam menjalankan amanat pendidikan masa kini.   Apa lagi  jika kita melihat progres kurikulum di sekolah saat ini terjadi pembaruan.  Sudah tentu, progres kurikulum itu akan menuju kepada guru selaku pendidik profesional di sekolah. Bagaimanapun, seorang guru akan melakukan berbagai asesmen kepada peserta didiknya. Konteks perubahan dan progres, itu pula setidaknya mengikuti perkembangan pendidikan saat ini. Terkait dengan itu, mengutip pernyataan dari Prof. Dr. Fuad Hassan, mengatakan,” Bukan maksudnya kita membahas teori-teori sejarah, akan tetapi ada baiknya kita menyajikan berbagai pandangan ini untuk menguji persepsi kita tentang perubahan dan kemajuan (change and progress) dari zaman ke zaman  (bp.1991).”  Komponen perubahan dan progres dalam pandangan tersebut, antara lain terkait pula tentang pendidikan. Dan bila itu perubahan dan progres tentang pendidikan  kini tak dapat terelakkan lagi.  

Dan untuk itu profesi guru, setidaknya menunjukkan, integritas dan militansi, serta kredibilitasnya yang profesional. Dan setidak-tidaknya sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial masyarakat. Sehingga apa pun itu, peran guru sebagai cerminan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pertanyaan apa lagi yang diharapkan oleh masyarakat dari  seseorang guru, sementara masyarakat itu sendiri, juga guru bagi anak-anak pada masa kini ? **(Oepoli, 13/1/2024)

Selasa, 26 Desember 2023

 Bloger dari Perbatasan Tahun 2023  

Meskipun kita mengabdi di daerah yang serba terbatas, tetapi pikiran kita dalam pengabdian  harus secara total,”

(Gbr.Topografi Kec. Amfoang Timur Tapal Batas NKRI-RDTL Wil.Kab.Kupang-NTT)

    Oleh; John Subardi

1.  Pengantar

Kata belajar terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Saya menarik dari kata belajar yang sering saya sebutkan ketika mendidik siswa di sekolah. Saya sering mengatakan kepada anak-anak di sekolah, “Bahwasanya engkau latihan agar jadi anak realistis  (belajar).”

Kata belajar adalah pernyataan yang wajar oleh guru kepada peserta didik agar rajin membaca buku dan terus latih  tulis- menulis. Lalu, sebutan realistis (realis) dari akhir pernyataan tersebut adalah orang yang berpikir  dan bertindak  selalu berpegang pada kenyataan. Dan  dapat pula dengan sebutan lain bukan omong kosong (bualan) saja.  

Itu ihwal seorang guru yang mendidik siswa, karena jika ia rajin belajar membaca dan tulis-menulis, maka ia jadi pintar. Sebaliknya apa yang terjadi bila seorang anak di sekolah tidak belajar dan kurang rajin belajar membaca serta belajar literasi ?

Lalu, bagaimana perspektif  penulis pada era digitalisasi informasi yang penuh persaingan dan  mengglobal saat ini. Dalam hal ini, digitalisasi pemicunya?

2.      Menghadapi Persaingan era digital   

Selanjutnya, menghadapi era digitalisasi informasi dan tuntutan persaingan global dewasa ini, memberikan tantangan tersendiri bagi saya untuk belajar tentang digital.  Bagaimana tidak, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi saat ini semakin berkembang luas.

Setidaknya, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini hingga sampai ke daerah batas negara tercinta  Indonesia. Sebagaimana halnya di daerah yang sebelumnya tidak ada jaringan internet kini terjangkau pula, meskipun di samping itu  berbagai aksesibilitas lain masih serba terbatas.

Misalnya, di Oepoli Kecamatan Amfoang Timur Wilayah Pemerintahan Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), salah satu daerah tapal batas negara Indonesia dengan negara Timor Leste. Sebagaimana hal yang terjadi di daerah batas tersebut di atas, adalah masih ada aksesibilitas yang serba terbatas.  Hal terkait yang perlu diperhatikan adalah upaya mendorong sumber daya manusia, ketersediaan sarana dan prasarana yang ada, sumber pendapatan masyarakat (finansial) masih kurang, ongkos dan harga barang mahal yang membuat biaya kebutuhan hidup bertambah.    

Oleh karenanya, mendorong saya untuk belajar dari kesulitan itu. Bagi saya, upaya  melalui belajar digitalisasi mampu untuk memahami dan menggunakan informasi dari berbagai sumber yang sangat luas  saat ini.  Dari upaya belajar  itu, seseorang mampu dan trampil (skills) dalam bidang yang ditekuninya.

3.      Mengekspresikan hasil Belajar   

Meskipun kita mengabdi di daerah yang serba terbatas, tetapi pikiran kita dalam pengabdian  harus secara total. Tentu perspektif ini sungguh ironis. Namun, setiap orang mau berubah, dan ia berupaya belajar dalam bidangnya. Ia belajar dari orang di sekitarnya, belajar dari perubahan keadaan sekitar lingkungan tempat ia ada dan bekerja. Dan ia belajar dari segala kekurangan yang ada hingga jadi akses baginya. Apalagi bila seorang itu kreatif dan inovatif.  

Memang perkembangan teknologi informasi serta komunikasi yang pesat saat ini, secara tidak langsung telah memicu segala aktifitas kehidupan kita. Penggunaan teknologi merasuk  secara perlahan hingga merubah cara orang untuk melakukan aktifitas setiap hari. Namun perlu knowledge dan insight setiap orang  untuk memilah dan memilih mana yang terbaik untuknya.

Dengan itu, berbagai cara orang dapat berkomunikasi, baik secara personal maupun dengan kelompoknya. Oleh karena itu, memandang era digitalisasi informasi dan tuntutan persaingan global pada masanya ini, dapat dimanfaatkan sebagai media untuk menyampaikan informasi tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.

Maka dengan demikian, setiap orang  dapat mengekspresikan dan membagi hasil belajarnya. Dan jikalau demikian, ekspresi yang dicapai dari hasil belajar, itu pun sekaligus bentuk pertanggungjawaban kualifikasinya kepada masyarakat pembaca (publik).  

4.      Penutup

Saya belajar tulis-menulis sejak tahun 2020. Ya, terus belajar dari para pakar menulis sehingga mendapat rekomendasinya, serta mendapat penghargaan. Adapun resume  saya dari  kreativitas dan inovatif  literasi selama tahun 2023;  

1.      Menulis Artikel ; Mencapai 27  judul di blog; http;//johnsubardi.blogspot.com/

2.      Menulis Judul, “ Jejak Blogger dari Batas NKRI – Negara Timor Leste,” Buku Antologi Merawat Tulisan di Blog.

3.      Menulis 3 Judul Puisi Tema Bebas (Buku Antologi Puisi);   

1)      Judul Puisi, “Gelar Kepada Guru,” Buku Antologi Puisi Bebas Pegiat Literasi Nusantara;

2)      Judul Puisi,”Cinta Ibu Pertiwi,”Buku Antologi Puisi Bebas Pegiat Literasi Nusantara;

3)      Judul Puisi,” Pelipur Lara,” Buku Antologi Puisi Bebas Pegiat Literasi Nusantara;

4.      Mengikuti Event Lomba Menulis;

1)      Menulis Puisi Tema Bebas. Judul Puisi,”Rindu Pulang.” (Even Puisi & Cerpen Nasional cab.5 - Even LP 10.11.5 )

2)      Menulis Cerpen Tema Bebas. Judul Cerpen,”Praduga Tak Bersalah.” (Even Puisi & Cerpen Nasional cab.5- Even LP 10.11.5)

5.      Menggerakkan literasi dalam Komunitas Guru & PGRI (SD-SMP) Cabang Kecamatan Amfoang Timur Kab. Kupang, dan jadi Nara Sumber pada kegiatan HGN tanggal 25 November 2023. Sekadar catatan,  kegiatan itu berlangsung di SMPK Sant. Daniel Oepoli Kec.Amfoang Timur. Biasanya momentum HGN setiap tahun, kami laksanakan dengan giat upacara bendera dan giat refleksi. Untuk itu, menurut Ketua PGRI Cabang Amfoang Timur, untuk giat refleksi saya dipercayakan sebagai nara sumber, jelas  Paulus Bundur, S.Pd ketika rapat pemantapan (24/11/2023). Pada giat refleksi itu, saya mendorong teman-teman guru dengan mengangkat visi & misi PGRI Cabang Amfoang Timur, dengan tema,“Meskipun kita mengabdi di daerah yang serba terbatas, tetapi pikiran kita dalam pengabdian harus secara total.” Dan judul,Refleksi pada Hari Guru Nasional 2023.“  (http;//johnsubardi.blogspot.com/25/11/2023);    

6.      Mendapatkan Piagam Penghargaan setelah Mengikuti  Pelatihan Presentasi & Wawancara Tingkat Nasional dan Internasional untuk Meningkatkan Kompetensi Guru yang diselenggarakan oleh Komunitas Literasi Baca Tulis secara online (April 2023)  

7.      Mendapatkan Piagam Penghargaan setelah Mengikuti  Pelatihan Bedah Artikel untuk Media Cetak Lokal dan Nasional yang diselenggarakan oleh Komunitas Literasi Baca Tulis secara online (Januari 2023) 

8.      Mendapatkan Penghargaan Sertifikat sebagai Penulis Buku  Antologi Merawat Tulisan Di Blog (2023);

9.      Mendapat Penghargaan Sertifikat sebagai Penulis Buku Antologi Puisi Bebas Pegiat Literasi Nusantara;

10.  Mendapat Penghargaan Sertifikat sebagai Penulis Puisi & Cerpen (Even Puisi & Cerpen Nasional cab.5 - Even LP 10.11.5);  

5.      Tentang Penulis

John Subardi, Putra Flores – lahir di Manggarai – NTT.  Berpindah ke Kupang – Timor (1995), Menyelesaikan Sarjana Pendidikan  (2009);  Pengalaman Kerja; Lembaga Pendidikan Swasta;Yaswari KAK (1996-2006); Dinas Pendidikan & Kebudayaan Kab.Kupang (2007); Sekarang Guru di Oepoli – Netemnanu Utara - Kec. Amfoang Timur (Batas Negara Indonesia dengan Negara Timor Leste )  di Kabupaten Kupang – Prov. NTT.   Kreativitas; Belajar Menulis Bersama Para Pakar dalam Komunitas Penulis: Menulis Artikel; Puisi, Cerpen di blog ; Menulis Buku Antologi, Belajar Menulis Buku Solo; Pengalaman Belajar Menulis; Mendapatkan Sertikat Penulis Buku Ber-ISBN (2021); Menulis Artikel, Puisi & Cerpen di blog  (2020 - 2023); Menulis Buku Antologi (2023); Menulis Buku Antologi Puisi dan Cerpen (2023); Mengikuti Event Lomba Menulis Puisi dan Cerpen (2023); dan terus kreatif belajar tulis-menulis di Blog; http://johnsubardi.blogspot.com  Email; yohanessubardi4097@gmail.com ;    instagram; johnsubardi  *(Kupang, 26/12/2023)


Minggu, 26 November 2023

VIDIO & FOTO HGN 2023 PGRI CABANG KEC.AMFOANG TIMUR

(foto, dok.bersama pgri) 



Gambar; (dok. bersama) pada HGN (25/11/2023





 

                                                                                        *(Oepoli, 27/11/2023)


Sabtu, 25 November 2023

HARI GURU NASIONAL 2023

 

REFLEKSI HARI GURU NASIONAL 2023  
“Meskipun Kita Mengabdi Di Daerah Yang Serba Terbatas, Tetapi Pikiran Dalam Pengabdian Kita Harus Secara Total,”   

Oleh; John Subardi 

Para guru di Kecamatan Amfoang Timur Kabupaten Kupang Provinsi NTT, mengadakan Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih di lapangan SMPK Sant.Daniel Oepoli, tanggal 25 November 2023.

Giat upacara bendera oleh para guru di batas Negara Indonesia dengan Negara Timor Leste, dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional (HGN) yang diperingati setiap tahun. Upacara kali ini dirayakan secara sederhana karena sebagian besar terdiri dari para guru dan keterwakilan dari siswa SD dan SMP terdekat. Meski demikian, upacara dapat berlangsung penuh hikmat.

Petugas upacara dipercayakan kepada guru dan siswa SMPK Sant. Daniel Oepoli. Dan sebagai Inspektur Upacara, Kepala SMPK  Sant.Daniel Oepoli, dengan tegas  membacakan teks Pidato Mendikbudristek pada upacara HGN tahun 2023.

Upacara pengibaran bendera merah putih,  oleh para guru yang bersatu dalam wadah PGRI Cabang Kecamatan Amfoang Timur itu, sebagai wujud penghormatan para guru yang mengabdi kepada bangsa, rasa  bangga,  dan  cinta kepada tanah air Indonesia.

Sebagaimana kita ketahui, tema Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) Tahun 2023,  “Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar”.   Untuk menyentuhkan tema tersebut, selesai upacara bendera para guru mengadakan refleksi bersama dalam ruang kelas SMPK Sant. Daniel Oepoli, dan dipimpin  oleh ketua PGRI Cabang Kecamatan Amfoang Timur Paulus Bundur, S.Pd. 

Para guru yang mengabdi di tapal batas NKRI-RDTL  itu, merefleksi tentang pandangan mereka terhadap berbagai aksesibilitas dalam tugas yang mereka hadapi setiap harinya. Untuk itu mereka memandang, bahwasanya era digitalisasi informasi dan tuntutan persaingan global dewasa ini, memberikan tantangan tersendiri bagi guru dan kepala sekolah, sebagai ujung tombak pelaku pembelajaran di tempat tugasnya itu.

Oleh karenanya, hal ini menuntut  upaya kita untuk meningkatkan kompetensi sebagi guru dan kepala sekolah, agar selalu melihat dan melakukan kreativitas serta inovasi pembelajaran di sekolah,  seiring dengan tuntutan serta perkembangan peradaban manusia pada era digitalisasi informasi saat ini.  

Dengan demikian, apa upaya yang harus dilakukan oleh guru dan kepala sekolah di sekolahnya masing-masing ?

Dan untuk menjawab tantangan tersebut, melakukan kreativitas serta inovasi pembelajaran. Setiap satuan pendidikan yang ada harus membuat asesmen dan melakukan strategi sebagai solusi pemecahan dari masalah yang ada. Dikatakan sebagai tantangan dalam melakukan kreativitas serta inovasi, karena ini bukan hal yang mudah dilakukan oleh guru di wilayah batas ini. Bagaimana kita dapat bergerak melakukan kreativitas dan inovasi,  apabila berbagai aksesibitas belum cukup, untuk kita lakukan dalam proses pembelajaran bersama siswa di sekolah.

Setidaknya, masih banyak kekurangan yang menyandung pembelajaran guru di era digitalisasi pembelajaran  dalam kelas. Misalnya, jaringan internet yang sering terganggu, komputer, leptop di sana sini masih kurang di sekolah. Selain itu pemanfaatan gawai, baik guru maupun siswa kurang nampak dalam pembelajaran. Apalagi kalau belum punya Hp dan serta alasan lainnya, karena keadaan ekonomi, biaya , ongkos, dan harga barang yang cukup mahal di daerah batas ini.

Namun demikian, tentu  semua itu kita hadapi bersama seiring berjalanya waktu.  Dan diharapkan, sekiranya guru dan kepala sekolah  membaca rapor sekolahnya  sesuai hasil ANBK yang telah dilaksanakan tahun ini.  

Ketua PGRI Cabang Amfoang Timur, mendorong para guru yang ada, bahwasanya harus kuat dalam kesatuan wadah organisasi PGRI, dan sebagai guru harus bekerja secara profesional yang meskipun kita mengabdi di daerah yang serba terbatas, tetapi pikiran dalam pengabdian kita harus secara total.  *(Oepoli, 25 November 2023) 


Selasa, 21 November 2023

Puisi

B e l a j a r 

oleh; John Subardi 

Ayo belajar...

Bahwasanya bahasa bisa jadi kenyataan

Engkau dapat menjadi seorang berguna lebih baik bagi orang lain 

Latihan yang engkau lakukan begitu berarti untuk dirimu sendiri 

Agar mereka tau bahwa engkau bukan siapa-siapanya

Jadi yang engkau harapkan nantinya  akan menjadi nyata  

Anak bangsa yang setia pada janjinya

Realistis dalam kata dengan perbuatan itu bukan omong kosong 

Ayo Belajar......

Bahwasanya mereka mencibirkan engkau yang terus berlatih

Engkau tersenyum saja menatap wajah mereka yang cemberut  

Latihan-mu mala  membuat mereka malu sendiri 

Agar mereka tau bahwasanya nanti engkau menjadi yang terbaik 

Jadi apa mereka itu, memang itu yang terjadi padanya

Anak bangsa penerus generasi ke generasi penerusnya

Realistis itu rupanya bukan mimpi tetapi menjadi kenyataan...

                                                                        (Oepoli, 20 Nov.2023) 

Sabtu, 18 November 2023

Kisah dengan Puisi

 

Gelar Kepada Guru 

Oleh; John Subardi 

(gbr. Topografi daerah batas NKRI-Timor Leste, Oepoli Kec.Amfoang Timur  Kab.Kupang –NTT ) 

Pengantar

Setiap orang mempunyai karya seni apa saja yang berguna bagi sesama. Tentu karya-karya  itu  mengandung unsur-unsur seni. Puisi rupanya salah satu karya seni seseorang dalam kata-kata. Karenanya kisah setiap orang dapat juga diceritakan dalam puisi. Dan kisah yang terangkai dalam puisi,  itu pun oleh apa yang dialami penulisnya.

Di samping itu, merangkai cerita dalam rupa puisi tentu bukan hal gampang saja. Karena selain unsur seni, kisah dalam puisi pun sekiranya dapat menarik dan berguna untuk pembaca.

Dari pengalaman penulis di daerah tempat mengabdi, membagi kisah berupa puisi dengan judul, “Gelar Kepada Guru”.

Kiranya pembaca berkenan membaca dan tertarik untuk merangkai tulisan dari kisahnya masing-masing yang diceritakan berupa puisi. 

 Gelar Kepada Guru

Engkau berjanji kepada nusa dan bangsa Indonesia  

Jalankan misi sampai di mana  batas  negeri tercinta  

Ingin jadi  pahlawan tanpa tanda jasa

Engkau  berbakti laksanakan pendidikan ini

Tujuan-mu mencerdaskan kehidupan bangsa

Wahai bapak dan ibu guru yang baik

Walau jalan jauh dan buruk nikmati saja

Rela berkorban demi generasi penerus bangsa kita  

Setia bakti  mendidik anak-anak dengan tulus   

Bagi-mu baik di sini lebih baik untuk negeri

Wahai tuan-tuan besar di negeri ini

Lihatlah para guru di mana-mana merajut badan

Berbagi-lah  kebaikan-mu

Berilah mereka sesekali kesejahteraan

Karena  guru bukan antek-antek  yang berseberangan

Tetapi mereka adalah kawan seperjuanganmu di negeri tercinta  Indonesia 

Toh guru mendapat gelar kehormatan pahlawan tanpa tanda jasa

Yang berjanji kepada tuan  untuk tetap setia kawan.

*(Oepoli, November 2023;oleh John Subardi)


Selasa, 31 Oktober 2023

Puisi

 Pelipur Lara 

oleh; John Subardi 

Wahai kawan pelipur lara

Datang ke tapal batas negara kita

Menyusur kali di batas negara 

Ada fautboni yang menjulang tinggi aset wisata alam

Ada batu loreng bagai seragam tentara jaga batas 

Ada nifuopun kolam dangkal dan dalam tempat memancing

Hidup berbagai ikan belut dan udang

Menarik teman - teman memikat hobi

Mencari kawan untuk memancing

Merasa puas menangkap ikan belut dan udang

Melepas hati pelipur lara

Kawan memikat hobi

Jangan  takut bertemu mereka

Sapa menyapa saudara dua sepupu

Saudara sepupu menyapa hanya di batas Neolbesi

Wahai tuan jangan larang

Berbaiklah budaya wilayah

Sekali bertemu melepas pandang

Saudara dua sepupu mau tak mau bersua....  

                 (Oepoli, Oktober 2023)

Cerita Guru di Tapal Batas Negara

oleh; John Subardi        I.             PENGANTAR Menjadi guru pada pendidikan f...