Wikipedia

Hasil penelusuran

Minggu, 30 April 2023

 

MENGEBLOG DARI BATAS NKRI- NEGARA TIMOR LESTE 

                 Oleh; John Subardi  

1.      Refleksi  

Teknologi komunikasi sekarang terus  maju. Maka untuk mengembangkan  informasi dapat mendorong banyak orang memanfaatkan teknologi komunikasi,  seperti giat belajar literasi digital.     

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), literasi digital adalah kemampuan untuk memahami informasi berbasis komputer. Sementara itu,  Modul Literasi Digital (2019) menjelaskan pengertian Literasi Digital menurut Paul Gilster (1997). Literasi digital (Digital Literacy) diartikan  sebagai kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dari berbagai sumber yang sangat luas yang diakses melalui piranti komputer.  

Menarik dari pengertian dalam kamus BI dan  pengertian literasi digital  menurut Paul Gilster, itu setidaknya tertuju kepada kemampuan seseorang untuk memahami informasi melalui media komputer. Apabila  seseorang mampu untuk memahami informasi, maka ia dapat memilah dan memilih untuk berkonten. Dan  tentu harus memilih konten yang bermanfaat baik bagi orang lain.

Menarik dari konsep literasi digital tersebut, setidaknya pendidik  tidak berdiam diri saja. Menurut Nadiem Anwar Makarim (Mendikbudristek)  dalam teks pidatonya pada hari guru nasional tahun 2022, mengatakan; ‘’Mungkin diantara kita sampai hari ini masih ada yang ragu untuk melakukan perubahan dalam proses pembelajaran di kelas atau dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin satuan pendidikan. Memang, pada dasarnya tidak ada perubahan yang membuat kita nyaman. Jika masih nyaman, itu artinya kita tidak berubah”.  

 Spirit oleh Mendikbudristek, itu dapat mendorong peran pendidik untuk meningkatkan kualitas pendidikan saat ini.  Sebagai pendidik, ia dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas diri dalam pembelajaran di sekolah termasuk bila minat untuk berliterasi digital. Pendidik semestinya terdorong oleh berbagai sumber yang baik dari konten  yang menggelobal saat ini.

Kalau demikian, aktivitas apa yang dilakukan seorang pendidik pada era digitalisasi saat ini ?

2.      Belajar Literasi Digital 

Aktivitas belajar literasi digital, setidaknya upaya sesorang pendidik untuk meningkatkan kompetensinya..  Dan  setidak-tidaknya, belajar membaca konten dari teman sejawat di internet. Namun,  tentu pandai untuk memilah dan memilih informasi dari berbagai konten. 

Aktivitas berkonten  saat ini, seperti belajar  membuat blog dalam jaringan internet. Mengeblog, dari seorang pendidik, setidaknya membahas hal yang menginspirasikan teman sejawat.    Jikalau demikian, saat ini giat menulis jadi kompetisi.

 Banyak orang yang melakukan kegiatan menulis. Seperti giat menulis untuk dibukukan dan menulis di media masa.  Oleh karenanya, menulis bukan pekerjaan gampang-gampangan. Sebab, tidak mudah untuk bersaing dengan sekian banyak penulis.  

 Apabila membaca buku dan mendengar berita dari berbagai media masa, pembahasannya tak ada yang tidak menarik. Kemampuan merangkai kata dalam bahasanya  dapat menginspirasi banyak pembaca. Apalagi pembahasan tulisan itu menyentuh perasaan masyarakat pembaca. Oleh karena itu, menarik dan tidaknya sebuah tulisan tergantung cara membahas dari penulisnya. 

Belajar menulis dapat dilakukan oleh siapa saja yang berminat. Termasuk belajar membuat blog   pada era digitalisasi saat ini  Menulis, tentu menuangkan pikiran (konsep) sesorang berupa  tulisan. 

Namun, apakah setiap konsep seseorang  itu berkenan bagi orang lain? Itu pula yang perlu diperhatikan bila mulai belajar menulis. Dan itulah yang disebut belajar memilih dan memilah dalam menulis sehingga konsepnya berkenan bagi pembaca.

Oleh karenanya , giat seseorang untuk menuangkan pikiran berupa tulisan semestinya melalui belajar menulis. Jikalau  tidak, tentu tulisan itu  berantakan.  Inilah konsep diri (refleksi),  apabila giat untuk mulai menulis.  Kalau demikian, giat menulis itu  tidak gampang-gampang  saja. 

Pendidik mempunyai kemampunan untuk menulis. Mengapa? Semestinya kompetensi guru sudah ada. Bukankah, sebelum mengajar peserta didik di sekolah, guru menulis serta menyusun persiapan mengajarnya? Merefleksi konsep itu, pendidik dapat menulis dari berbagai jenis tulisan untuk dibukukan atau menulis di media masa.

Salah satu jenis tulisan apabila menulis di media masa, seperti menulis artikel.  Menurut  Kang Encon Rahman, ada 9 cara menggali ide tulisan untuk artikel, yaitu; (1) pengalaman (2) pendapat (3) obrolan (4) pengamatan (5) pengetahuan (6) perasaan (7) tontonan (8) keinginan (9) membaca berita.

Untuk  menulis tentu perlu sumber belajar. Dan dapat menulis apa saja setelah belajar dari berbagai sumber serta para  penulis atau pakarnya. (Oepoli, 30/4/2023)

 **************

Rabu, 05 April 2023


KARYA PENGUATAN 




gbr. dok. Majalah Pendidikan dan Budaya. edisi Maret 2023 

Dalam bukunya, seorang dokter menulis judul,”Bagaimana Mengembangkan Kecerdasan? Dengan  suatu Metode Baru untuk Mengoptimalkan Fungsi Otak Manusia. Dokter menjelaskan, “Kecerdasan dan Kreativitas” seseorang dari teori-teori tentang cerdas sehingga kecerdasan seorang itu jadi kreatif.  “Ada tiga aspek untuk mencapai prestasi seseorang, yaitu (1) motivasi yang tinggi  (2) keterampilan dalam bidang yang ditekuni (skills) dan (3) kreativitas.”  (Sufyan Rahmadhy: 2009).

Dari teori tersebut, saya menarik dengan pertanyaan yang menuntun kiat kreatif. Apakah kreativitas dapat mencapai prestasi?  Apa yang mendorong kreativitas, seperti belajar dalam hal literasi, dan atau saya merasa nyaman saja karena sudah jadi pendidiik ?  

Belajar literasi, berawal dari pilihan suka atau tidak suka. Menulis, tentu bukan hal yang gampang-gampang saja. Tidak mudah! Maka memulai kreativitas dalam hal menulis sudah tentu mengasah intelek. Mengasah intelek untuk melahirkan pikiran berupa kata-kata bermakna yang jelas. Dengan kata dan kalimat bermakna, jelas nyaman para pembaca memahami apa maksud dari penulisnya itu. 

Setidaknya, ada sembilan cara menggali ide untuk sebuah tulisan; (1) pengalaman (2) pendapat (3) obrolan (4) pengamatan (5) pengetahuan (6) perasaan (7) tontonan (8)keinginan (9) membaca berita, jelas Kang Encon Rahman (motivator; 2022).   

Oleh karenanya, ketika menulis saya perlu mengerahkan ilmu pengetahuan, asah sumber pikiran sehingga lahir tulisan yang disebut daya cipta. Daya cipta sesorang, seperti karya tulis yang tertuang dalam buku-buku apa saja. Selanjutnya buku menjadi bahan bacaan dari para pembaca laksana  ilmu pengetahuan yang akan terus berkembang saat ini.

Apabila kita sudah membaca buku, tentu dapat memahami isi tulisan dalam buku itu. Dan dari penulisnya berharap agar bukunya menarik minat para pembaca. Mari,  kita bergemar membaca buku, majalah, dan  surat kabar!   (5/4/2023) 

(gbr. kover majalah aksioma edisi  Maret 2023) 

https;//issuu.com/

Kamis, 29 Desember 2022

Menyoal Implementasi ANBK di Amfoang Timur

 Menyoal ANBK  Sekolah Dasar  

*)artikel; materi ujian kreativitas Penulis 

Oleh;  John Subardi 

gbr.Kiat Sekolah seketika jaringan internet tidak lancar
Pendahuluan                                                    

Asesmen Nasional (AN) Sekolah Dasar tersandung dan tertantang. AN di tapal batas negara Indonesia dengan negara Timor Leste, masih terhambat akses. Aksesnya, seperti jaringan internet, alat-alat tik di sekolah, kompetensi guru dan siswa, topografi lokal daerah, tambah ongkos operasional, dan  serta alat transportasi lokal lainnya.

Realitasnya, sejumlah sekolah dasar seperti terpaksa melaksanakan asesmen secara nasional dengan mengacu pada panduan “Pelaksana Tingkat Satuan Pendidikan”(salah satu komponen kegiatan dalam POS) AN. Konteks ini sebagaimana  tertuang dalam  Peraturan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan  Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Nomor: 013/H/PG.00/2022 tentang Prosedur Oprasional Standar (POS) Penyelenggaraan AN  tanggal 24 Maret 2022.

 

POS AN memandu ANBK, akan tetapi menuai rapor mutu sekolah dasar pada daerah  tertinggal itu lagi-lagi asesmen.  Asesmen terus. Bukankah tujuan AN muara ke komputer? Oleh itu, kajian ini bukan menyoal asesmennya! Tetapi, ke arah sistem operasional ,standar  kompetensi mutu pendidikan sekolah dasar yang ada di batas negara secara nasional. Tentu, mutu akan terbaca melalui komputer (digitalisasi) selain kertas dan pensil (manual) terbaca secara nasional. Nyamannya di sana (nasional), dan tidak nyamannya di sini  (sekolah dasar) yang ada di batas negara Indonesia tercinta ini.

 

Sekalipun demikian, bagaiamana upaya pendidik dan tenaga kependidikan pada sekolah dasar di sana  agar tujuan asesmen nasional berbasis komputer terus terwujud?  

Pembahasan  

1.      Perspektif  Perbatasan:

 Mungkin sekedar tahu saja, wilayah kecamatan Amfoang Timur itu terdiri dari batas; Utara :  Laut Sawu; Selatan   : Amfoang Selatan, Barat   :Amfoang Selatan, dan  Timur : Berbatasan lansung dengan  Negara Timor Leste. Luas Wilayah Kecamatan Amfoang Timur 270,53 km2 (https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=AmfoangTimur,Kupang&oldid=16636765

Dari kategorisasi wilayah,  daerah Amfoang Timur - Kab.Kupang - Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT),  terbaca  pada dapodik-info GTK  termasuk daerah tertinggal.

 

Dan apabila ke tapal batas negara kita, akan tersandung jarak karena kondisi topografi daerah menuju ke sana. Maka transportasi memakan waktu dan serta biaya lainnya. Bayangkan,  dari  ibu kota Kabupaten Kupang (Oelamasi)  ke Oepoli, mencapai setengah hari lebih lama dalam perjalanan dan berangkat pagi hari. Karena itu,  melalui jalan Timor Raya, melintas dalam wilayah Kab.TTS (Soe) dan TTU (Kefamananu) hingga menempuh  kembali wilayah Kab.Kupang,  terus menuju Oepoli–Amfoang Timur.  

 

Meski demikian, melihat akses transportasi (jalan batas negara)  saat ini  cukup menjanjikan, karena ada proses kerja jalan dalam wilayah Kab.Timor Tengah Utara.  Di samping itu, ongkos transportasi (kendaraan bus) pergi pulang (pp) Kupang-Oepoli tarif Rp. 240.000,-  per  orang,  belum tambah tarif barang bawaan.  

 

2.      Tujuan Asesmen Nasional 

Sosialisasi untuk memahami asesmen (penilaian) bagi pendidik dan tenaga kependikan pada sekolah dasar di Amfoang Timur penting, apalagi era perkembangan ilmu pengetahun dan teknologi saat ini. Konsep sosialisasi ke arah pengembangan, pembaruan evaluasi pembelajaran yang biasanya manual (kertas pensil) ke arah langsung melihat komputer/leptop (secara digital).

 

Oleh karenanya, penerapan konsep materi digitalisasi dalam pembelajaran di kelas oleh pendidik menjadi isu penting pada  sekolah dasar di Amfoang Timur saat ini. Terkait prospektif tersebut, Ketua Komunitas Belajar Sekolah Dasar di Amfoang Timur mengatakan, “meskipun kita mengabdi di daerah yang serba terbatas, tetapi pikiran dalam pengabdian kita harus secara total,” tegas Bapak Paulus Bundur, S.Pd, giat Komunitas  Belajar (12/11/2022 ) di Oepoli -Amfoang Timur. 

 

Kalau demikian, bagaimana terjadi ANBK  pada sekolah dasar di Amfoang Timur terkait ada keterbatasan sana sini. Oleh karena, ANBK menggunakan media komputer atau leptop.  Apalagi materi esensial tentang; (1) asesmen kompetensi minimum (2) survei karakter, dan (3) survei lingkungan belajar. Sudah tentu, ini  instrumen yang  akan dijawab  setiap siswa peserta asesmen pada sekolah dasar di Amfoang Timur.

 

3.      Sekolah Dasar Sasaran Asesmen Nasional:

            a.      Tantangan

Menyoal implementasi ANBK pada sekolah dasar di Amfoang Timur dalam konteks ini bukan asesmen, tetapi hal ihwal keterbatasan di sana dalam proses asesmennya. Hal ihwal  itu, Antara lain; (1) media komputer, leptop kurang  dan jaringan internet tidak lancar. (2) kompetensi pendidik dan siswa peserta ANBK mengoprasikan komputer dan leptop.(3) topografi daerah (lokal), jarak tempuh dari satu sekolah ke sekolah lain. Akibatnya transportasi ongkos mahal dan menyiapkan bekal  menginap. (4)  harga bahan bakar mahal, seperti  jenis portalite tiga per empat liter / botol Rp 15.000 - 20.000,- (5) ongkos pengojek,  terkesan bukan relatif tetapi dari kebutuhan, akibatnya  tarif  mahal tanpa peritungan jarak tempuh dan litas jalan. (6) sarana transportasi lokal terbatas, seperti pikap dan motor ojek jadi alternatif. Akibatnya tarif mencapai Rp 40.000, (pp) sampai Rp 150.000,- (pp) per orang.

Tantangan dari kondisi topografi daerah (lokal) Amfoang Timur, tak akan terelakkan lagi. Apalagi, seketika ada giat sekolah, meski momen tertentu saja harus menghadapi berbagai hal tersebut di atas. 


a.      Solusi

Terlepas dari kondisi akses masih sangat terbatas, ada kiat para pendidik dan tenaga kependidikan agar tujuan asesmen nasional terlaksanakan. Antara lain;  tim teknisi  sekolah bersinergi dan bergabung untuk giat ANBK. Hasil kerja tim teknis pemetaan, seperti data siswa, jarak sekolah, moda daring & semi daring,  ruang lab,  komputer/leptop,sesi/jadwal, proktor sekolah, serta lainnya. Sehingga proses ANBK sekolah dasar di Amfoang Timur, terdiri dari; (1) SDN Mamlasi, SDN Leomanu, dan SDN Nunanah ANBK mandiri bergabung  moda daring ke Lab SMAN I Amfoang Timur.  (2) SDN Netemnanu (Lab SDN Netemnanu) mandiri (daring) dan meminjam chrombook milik SMPN 2 Amfoang Timur.  Tetapi, seketika  pelaksanaan, jaringan internet tidak lancar, berupaya  ke desa Netemnanu Selatan (Tataum). (3) SDK Bokos,mandiri menumpang ke SMPK Sant. Daniel Oepoli. (4) SDN Oepoli, SD Gemit Taloi bergabung ke lab SDN Tataum, mandiri bergabung ANBK moda semi daring. (5) SDN 2 Tataum, mandiri daring dan meminjam chrombook milik SMPN 1 Amfoang Timur. (6) SDI Kifu, mandiri  ANBK  semi daring.

b.      Mengevaluasi 

Oleh karenanya, bila mengevaluasi dari ANBK tahun 2021 dan tahun 2022, terdapat pembaruan segi teknis AN (status menumpang & mandiri)  secara daring atau semi daring. Realitasnya, bila tahun 2021 hampir semua sekolah menumpang ke sekolah lain. Dan tahun 2022 beberapa sekolah ada pembaruan status,  dari menumpang jadi mandiri ANBK, walau tersandung jaringan internet dan media komputer/leptop.

Namun, dalam pada itu melihat materi esensi  dari asesmen ini tentu jadi pekerjaan rumah dari sekolah, ketika membaca rapor sekolah masing-masing. Apa sesuai kualifikasi atau sebaliknya dan jadi acuan ANBK tahun  2023.  

Dari sisi lain,  sekolah juga bekerja sendiri,  jika tidak bersinergi dengan dinas pendidikan, terkait upaya pembaruan itu. Untuk itu, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang Provinsi NTT, selalu berkoordinasi dengan sekolah-sekolahnya di sana untuk tujuan yang sama.

Realitasnya, berbagai upaya dinas P & K Kabupaten Kupang, seperti giat terkait POS AN (2022) sampai  tahap evaluasi implemtasi ANBK pada sekolah-sekolahnya. Dalam pada itu, Kadis P & K Kab.Kupang mengimbau pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah, “ untuk tidak menghindar diri dari perkembangan era digital secara global saat ini,”.  Jelas Bapak Drs. Imanuel M.E.Buan, M.M.  pada giat evalauasi ANBK  (3/11/ 2022) di Kupang.

 Dari hal-hal tersebut, kiat sekolah dasar di Amfoang Timur  sedapat mungkin untuk ANBK berikutnya. Antara lain;  (1)  memperdaya  ruang kelas jadi ruang lab tik (2)  meminimalisir  anggaran biaya oprasional sekolah dari target kebutuhan  yang  perlu, seperti giat In House Traning (IHT). (3)  pembelajaran tik sedini mungkin kepada siwa di sekolah. (4) bersinergi dengan pihak terkait untuk saling menunjang dalam kegiatan di sekolah.

 Penutup

Hasil ANBK menuai  Rapor Sekolah bukan hanya menjadi evaluasi terhadap kinerja satuan pendidikan  dasar, seperti pada sekolah dasar di Amfoang Timur batas negara Indonesia dengan negara Timor Leste.  Akan tetapi memperhatikan rapor sekolah dasar di batas negara tercinta ini,  juga menjadi asesmen pemerintah (Kemendikbudristek).  

Akhirnya, menarik dari pidato Mendikbudristek Bapak Nadiem Anwar Makarim, mengatakan; “mungkin diantara kita sampai hari ini masih ada yang ragu untuk melakukan perubahan dalam proses pembelajaran di kelas atau dalam menjalankan tugas sebagai pemimpin satuan pendidikan. Memang, pada dasarnya tidak ada perubahan yang membuat kita nyaman. Jika masih nyaman, itu artinya kita tidak berubah.’’ (Mendikbudristek ;25/11/.2022),  pada peringatan HGN-HUT PGRI ke 77 tahun 2022.

Oleh karenanya, memang seandainya senada sebagaimana dalam kajian ini,  mungkin pendidik di tapal batas negara tercita ini pembelajarannya belum nyaman.  (Kupang, 29/12/2022).

*Penulis: Tenaga Pendidik Sekolah Dasar di Kec.Amfoang Timur (batas negara Indonesia dengan negara Timor Leste)  sejak  2007.  

 ============================== 

 


Rabu, 21 Desember 2022

BAGAIMANA CARA GURU MERAIH MIMPI

 

Kreativitas Seorang Guru   

Oleh;John Subardi

1.  Pengantar 

Saya mengangkat judul “Kreatif Seorang Guru”. Konteks ini,  erat kaitannya dengan sesorang guru yang kreativitas. Saya sadar bahwa, apa kreativitas saya selama tahun 2022 ?.  Ya, saya bingung! Namun, senang rasanya dapat bertemu pakar dan para penulis hebat. Sehingga mendapat ilmu pengetahuan dari nara sumber yang pakar menulis, antara lain; Bapak Mukminin, S.Pd. M.Pd.  Cak Inin, terus mendorong sesama teman pendidik untuk giat menulis.

Saya termotivasi dari Bapak Heronimus Bani, S.Pd (Pak Rony) serta teman guru penulis di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan terus ada secara daring dalam grup whatsApp yang dibuat para penulis itu. Walaupun, saya selalu tersandung dalam menulis kata dan bahasa. Maka dari itulah, jikalau seseorang pendidk kreatif berkenan meraih prestasi. Tentu prestasi dalam hal kreatif apa saja, jadi harapan dan impian setiap orang. Oleh karenanya, saya mengangkat judul ini dari konteks kreativitas saya seorang pendidik pada sekolah di batas negara kita dengan negara Timor Leste.

2.    Motivasi 

Dalam bukunya, seorang dokter menulis judul,”Bagaimana Mengembangkan Kecerdasan? Dengan  suatu Metode Baru untuk Mengoptimalkan Fungsi Otak Manusia. Dokter menjelaskan, “Kecerdasan dan Kreativitas” seseorang dari teori-teori tentang cerdas sehingga kecerdasan seorang itu jadi kreatif.  “Ada tiga aspek untuk mencapai prestasi seseorang, yaitu (1) motivasi yang tinggi  (2) keterampilan dalam bidang yang ditekuni (skills) dan (3) kreativitas.”  (Sufyan Rahmadhy: 2009).

Dari teori tersebut di atas, saya menarik dengan langkah pertanyaan yang menuntun kiat kreatifku.   Apakah kreativitasku dapat mencapai prestasi?  Apa yang mendorong kreativitasku, seperti belajar dalam hal literasi, dan atau  merasa nyaman saja karena saya sudah jadi pendidiik ?  

Belajar literasi, saya berawal dari pilihan suka atau tidak suka. Bagi saya,  menulis bukan hal yang gampang-gampang saja. Tidak mudah! Maka memulai kreativitasku dalam hal menulis sudah tentu mengasah intelek. Mengasah intelek untuk melahirkan pikiran berupa kata-kata bermakna yang jelas. Dengan kata dan kalimat bermakna, jelas nyaman para pembaca memahami apa maksud dari penulisnya itu.

Oleh karenanya, ketika menulis saya perlu mengerahkan ilmu pengetahuan, asah sumber pikiran sehingga lahir tulisan yang disebut daya cipta. Daya cipta sesorang, seperti karya tulis yang tertuang dalam buku-buku apa saja. Selanjutnya, buku menjadi bahan bacaan dari para pembaca laksana  ilmu pengetahuan yang akan terus berkembang saat ini.

Tentu, saya dan semua yang sudah membaca buku akan memahami isi yang terkandung dalam sebuah buku. Dan dari penulisnya berharap agar bukunya itu menarik minat para pembaca. Lalu bertanya, apakah semua orang suka membaca buku atau sebaliknya? Jawabanya, mungkin tidak dan mungkin juga ya!

Maka, saya mesti memikirkan hal tersebut ketika menulis. Bagi saya ada kemungkinan pikiran ini jauh dari harapan pembaca. Namun para pembaca harap memahami juga, bahwasanya  daya pikir kita manusia tentu masing-masing pada batasnya tertentu.

Dengan demikian, dari kreativitas dengan memilih hal suka atau tidak suka untuk literasi jadi  tantangan yang saya hadapi. Oleh sebab itu, kiat lah mulai lagi belajar membaca supaya tidak lupa dan terus belajar menulis untuk ingatan. Sehingga suka  menulis bagiku jadi  lah kreatif  yang sungguh dan sudah  berarti serta bernilai.  

Kemudian, apakah arti dan nilai yang terkandung dalam literasi sehingga lahirlah kreativitasku  untuk menulis  ini?  Pertanyaan penuntun kadang menandai saya semangat. Selaku pendidik, bahwa selain  besarnya arti dan nilai tersebut dalam kontek ini, dapat juga dari hasil karya seseorang itu  untuk orang lain juga.  Seperti tulisan kita  jadi ilmu pengetahuan  kepada pembacanya.  

3.    Refleksi

Sebagai pendidik dan tenaga kependidikan (di batas negara Indonesia dengan negara Timor Leste),  saya kadang-kadang mengakronimkan satu kata jadi kalimat yang juga menimbulkan arti. Seperti  kata “cukup”(kamus BI Kemendikbud).  Terus saya mengakronimkan menjadi  “Cakap Ucapan Kreatif Untuk Pendidikan (CUKUP.”  

Konteks akronim tersebut selalu terefleksi dalam  tugas kependidikan pada sekolah di daerah pedalaman itu. Lalu, mengapa  saya kadang mengakronimkan kata cukup?  Gejolak,  ini seketika timbul dalam hati mungkin karena ada rasa ke tidak nyaman dalam melaksanakan tugas profesiku.

Tidak nyaman? Apalagi teringat bulan November  yang lalu, pada peringatan Hari Guru Nasional tahun 2022 dan Ulang  Tahun Persatuan Guru Republik Indonesia. Dari sebuah kalimat dalam teks pidato Bapak Nadiem Anwar Makarim, (Mendikbudristek)  mengatakan, “Memang, pada dasarnya tidak ada perubahan yang membuat kita nyaman. Jika masih nyaman, itu artinya kita tidak berubah’’ (Pidato Mendikbudristek; 25/11/2022).  

Dari petikan tersebut di atas, memang seandainya senada sebagaimana dalam kajian ini. Apalagi   saya yang mengajar pada sekolah di batas negara tercinta ini. Kita sama para pendidik di Indonesia, bahwasanya  kegiatan pembelajaran masih belum nyaman. Pak Mendikbudristek, tentu berharap perlu ada perubahan dari seseorang pendidik di sekolah. Antara lain, jikalau mau berkembang pengetahun seorang pendidik, seperti berkenan giat literasi dan jangan merasa nyaman saja oleh kondisi yang sudah ada di sekolah.   

Jika demikian, bagi saya lahir pikiran dari konteks giat literasi seorang pendidk. Ada dua sisi konsep dari  arti dan nilai apabila  pendidik juga kreatif  menulis.    

a.    Literasi jadi kompetisi;  Jikalau menulis bukan pekerjaan gampang-gampangan, maka tidak mudah untuk bersaing dengan sekian banyak penulis. Tentu tak ada tulisan yang tidak menarik. Mungkin merangkai kata saja yang belum menarik banyak pembaca. Oleh karenanya, menarik dan tidaknya sebuah tulisan sangat tergantung pada cara membahas selagi tulis itu. Cara membahas, seperti bahasa dan suasana mungkin perlu tenang sekitar ruang kerja.  Untuk itu, para penulis seperti berkompetisi merangkai tulisan agar  menyentuh dan menarik  apresiasi publik (orang banyak).

b.    Menulis akan teruji oleh  orang banyak; Ada rasa senang  apabila tulisan dari seseorang guru itu diterima di  media masa. Media masa seperti koran, majalah, serta surat kabar lainnya yang mempublikasikan tulisan kita. Kompetensi  serupa tulis dari guru dinilai jikalau isi tulisan itu nyaman untuk orang banyak. Tambah lagi bilah mendorong motivasi masyarakat yang minat membaca itu, dibalik tugas profesi mendidik  peserta  didik  di sekolah. Jikalau demikian,bahwasanya  ketika tulisan sesama guru terpublikasi itulah hal serupa yang secara langsung guru memberi tanggung jawab ilmu pengetahuannya kepada masyarakat yang  minat membaca buku. 

4.    Merintis Sekolah di Tapal  Batas  

Sebagai pendidik saya mendapat tugas mengajar di Kecamatan Amfoang Timur sejak tahun 2007 hingga sekarang masih aktif (2022). Sudah tentu saya melaksanakan misi pendidikan untuk anak-anak sekolah di batas Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan Negara Timor Leste.  

Wilayah Kecamatan Amfoang Timur itu terdiri dari batas; Utara :  Laut Sawu; Selatan   : Amfoang Selatan, Barat   :Amfoang Selatan, dan  Timur : Berbatasan lansung dengan  Negara Republik Demokrasi Timor Leste (RDTL). Luas Wilayah Kecamatan Amfoang Timur 270,53 km2.  Ibu kota kecamatan bertempat di Fatuknutu (https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=AmfoangTimur,Kupang&oldid=16636765 

Sekedar tahu saja, apabila ke tapal batas itu, dari  ibu kota  Pemerinhahan Kabupaten Kupang ke Oepoli –Amfoang Timur, mencapai setengah hari dalam perjalanan, bahkan harus dari pagi hari hingga tiba malam hari (2007-2021). Keadaan tersebut harap maklum dengan melihat topografi daerah serta prasaran transportasi  kala itu.

Lalu, misi pendidikan, saya menarik perhatian pada anak-anak usia sekolah. Dari kondisi pendidikan yang ada, saya berpikir harus buka sekolah menengah. Merintis  Sekolah Menengah Pertama (SMP), tentu melalui proses yang panjang (2011-2013).

Namun, saya sungguh sadar ini yang harus aku lakukan untuk menitik  pendidikan formal bagi generasi penerus bangsa tercinta Indonesia. Sehingga berdirilah SMPN 2 Amfoang Timur Satap di desa Netemnanu   (2013/2014) dan terakreditasi (2018/2019). Kemudian status definitif menjadi SMPN 2 Amfoang Timur  (2022/2023).  

Selanjutnya saya beralih fungsi menjadi Pendidik dan Tenaga Kependidikan pada SDN  Oepoli desa  Netemnanu Utara wilayah kecamatan Amfong Timur tapal batas negara kita dengan negara Timor Leste (Juni 2022).             

5.    Kreativitas         

 Sebagaimana, kita ketahui tahun 2020 yang lalu terjadi wabah pandemi covid-19. Kegiatan proses belajar  mengajar di sekolah kala itu berjalan tidak dengan semestinya. Banyak orang dilarang keluar  dari rumah dan atau bepergian jauh, termasuk guru.  Oleh karena itu, sudah tentu ada  ruang dan waktu bagi saya  untuk melangkah  kreatif dengan giat literasi ketika di  rumah saja.

Dari kondisi itulah, saya mulai giat belajar literasi menulis. Dan menulis, saya lakukan tanpa meninggalkan tugas keseharian selaku pendidik di sekolah tempat saya mengajar. Karya tulis saya ada di blog sendiri dan bagikan ke grup whatsapp Komunitas Guru Penulis NTT, grup whatsapp  dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang, dan grup komunitas para pendidik di Amfoang Timur.

Lalu, saya lebih giat lagi belajar literasi,  ketika bergabung dengan pakar-pakar menulis hebat dalam grup whatsapp. Antara lain; Grup Pelatihan Menulis Buku Ber-ISBN 4; tahun 2021. Peserta terdiri dari para guru di Indonesia yang giat belajar menulis.

Melalui grup whatsapp tersebut, saya belajar menulis dari pakar-pakar sebagai nara sumber hebat dalam kegiatan pelatihan menulis buku. Antara lain; Bapak Mukminin (Cak Inin), Ibu Noralia Purwa Yunita (Bu Nora), Bapak Wijaya Kusumah (Om Jay),  Bapak Encon Rahman (Kang Encon), serta Bapak Sudomo. 

Semua materi yang diberikan sangat menarik peserta untuk kreatif dan terus belajar menulis.  Saya mencermati materi yang diberikan pada pelatihan itu sangat menginspirasi. Kegiatan pelatihan berlangsung  pada tanggal 16 April sampai dengan 6 Juni 2021.

 Untuk itu, terlaksanakan secara daring pada malam hari pukul 19.00 – 21.00 WITA setiap hari Senin, hari Rabu, dan hari Jumat.  Alhasil, saya mendapat sertifikat penghargaan.             

6.    Penutup

Apa ini kreativitas seorang guru untuk meraih mimpi ? Tentu berawal dari motivasi. Motivasi saya terdorong oleh memilah dan memilihkan yang berguna untuk kepentingan orang banyak apalagi mengemban misi pendidikan profesi. Untuk itu saya terus belajar sehingga mencapai kata cukup bukan karena tidak nyaman. Tetapi harus ke titik “Cakap Ucapan Kreatif  Untuk Pendidikan (CUKUP)” bagi penerus generasiku, seperti anak-anak didik di sekolah.   Bila berkenan, boleh kunjung ke https;//johnsubardi.blogspot.com/kisah sekolah di tapal batas negara kita. (Oepoli, 17/12/22)

 ============

Cerita Guru di Tapal Batas Negara

oleh; John Subardi        I.             PENGANTAR Menjadi guru pada pendidikan f...