Dalam bukunya, seorang dokter menulis judul,”Bagaimana
Mengembangkan Kecerdasan? Dengan suatu
Metode Baru untuk Mengoptimalkan Fungsi Otak Manusia. Dokter menjelaskan, “Kecerdasan
dan Kreativitas” seseorang dari teori-teori tentang cerdas sehingga kecerdasan
seorang itu jadi kreatif. “Ada tiga
aspek untuk mencapai prestasi seseorang, yaitu (1) motivasi yang tinggi (2) keterampilan dalam bidang yang ditekuni
(skills) dan (3) kreativitas.” (Sufyan
Rahmadhy: 2009).
Dari teori tersebut, saya menarik dengan pertanyaan yang menuntun kiat kreatif. Apakah kreativitas dapat mencapai prestasi?
Apa yang mendorong kreativitas, seperti
belajar dalam hal literasi, dan atau saya merasa nyaman saja karena sudah jadi
pendidiik ?
Belajar literasi, berawal dari pilihan suka atau tidak suka. Menulis, tentu bukan hal yang gampang-gampang saja. Tidak mudah! Maka memulai kreativitas dalam hal menulis sudah tentu mengasah intelek. Mengasah intelek untuk melahirkan pikiran berupa kata-kata bermakna yang jelas. Dengan kata dan kalimat bermakna, jelas nyaman para pembaca memahami apa maksud dari penulisnya itu.
Setidaknya, ada sembilan cara menggali ide untuk sebuah tulisan; (1) pengalaman (2) pendapat (3) obrolan (4) pengamatan (5) pengetahuan (6) perasaan (7) tontonan (8)keinginan (9) membaca berita, jelas Kang Encon Rahman (motivator; 2022).
Oleh karenanya, ketika menulis saya perlu
mengerahkan ilmu pengetahuan, asah sumber pikiran sehingga lahir tulisan yang disebut
daya cipta. Daya cipta sesorang, seperti karya tulis yang tertuang dalam buku-buku
apa saja. Selanjutnya buku menjadi bahan bacaan dari para pembaca laksana ilmu pengetahuan yang akan terus berkembang
saat ini.
Apabila kita sudah membaca buku, tentu dapat memahami isi tulisan dalam buku itu. Dan dari penulisnya berharap agar bukunya menarik minat para pembaca. Mari, kita bergemar membaca buku, majalah, dan surat kabar! (5/4/2023)
(gbr. kover majalah aksioma edisi Maret 2023)
https;//issuu.com/


Tidak ada komentar:
Posting Komentar