Wikipedia

Hasil penelusuran

Selasa, 06 Juli 2021

 Gambar Memancing Inspirasi Menulis

                                                                  (Oleh; Yohanes Subardi)

                                                                         (Gambar: Kucing;29/6/2021/dok.wag )

Pengantar

Bagi saya aktivitas belajar menulis muncul dari hal yang menarik minat. Oleh karena menarik minat,  aktivitas menulis berhubung dengan pancaindra. Karena itu dalam hal menulis,  seketika pancaindra berperan penting. Pancaindra berperan sebagai  penglihat (mata), pendengar (telinga), pencium (hidung), pengecap (lidah), dan perasa tubuh (kulit).

Selanjutnya dengan berfungsinya pancaindra itu dapat mengendalikan hal yang memicu pikiran. Munculnya pikiran ini, membuat saya belajar selektif dalam kreativitas menulis. Dengan demikian, saya menulis apa yang menarik minat.

Namun, selektivitas dalam menulis bagi saya memang bukanlah hal yang mudah. Untuk itu saya belajar menulis dengan banyak membaca buku. Selain itu, perkembangan komunikasi teknologi saat ini menyentuh kreativitas saya dengan belajar secara online melalui whatsapp group  penulis.

Andaikan; Suatu ketika memancing ikan di laut hanya ikan tertentu yang makan upan. Sementara, banyak ikan yang ada di laut.  

Maka dengan pengandaiaan itu, saya menulis dengan judul Gambar Memancing Inspirasi Menulis. Dan selanjutnya saya uraikan menjadi;  inspirasi menulis dan gambar yang memancing menulis. 

Inspirasi Menulis  

Adakah pengalaman mengikuti suatu kegiatan? Apakah ada hal yang menarik ? Apabila berpengalaman dalam suatu kegiatan, maka ketika itulah banyak orang berkumpul.

Dalam suatu kegiatan itu, tentu ada yang menarik perhatian. Menarik perhatian karena ada obyek dan atau hal lain yang memancing perhatian. Sehingga pikiran tertuju pada hal itu.  Dalam konteks  ini, misalnya memperhatikan gambar.

Ketika melihat gambar,  pikiran kita tertuju pada gambar tersebut. Dan seketika itu ada proses yang disebut penglihatan. Dari penglihatan yang ada, maka pikiran setiap orang yang berkumpul itu berbeda-beda. Kemudian mereka menulis. Lalu tulisan itu merupakan pemikiran yang akan berkembang dalam menulis selanjutnya

Gambar  Yang  Memancing

Sehubungan dengan menarik minat saya belajar menulis melalui whatsapp group pelatihan buku berISBN 4. Saya dapat menyebutkan WA grup ini terdiri dari para ahli menulis dengan spesialis masing-masing. Komunikasi melalui whatsapp group dengan para pakar penuh spirit kepada peserta.

Banyak materi pelatihan yang diberikan. Antara lain; Kiat Menulis Setiap Hari, oleh Bapak Wijaya Kusumah, S.Pd.M.Pd. Beliau adalah seorang Guru Blogger ternama di Indonesia.  

Selanjutnya, Omjay (sapaan kerennya) menyampaikan materi tersebut dengan menunjukkan gambar. Seketika melihat gambar, pemikiran saya belajar menulis dengan meperhatikan gambar. Dengan melihat gambar yang menarik minat, itu kita bisa belajar menulis.

Oleh karena itu, selanjutnya saya mengutip kisah belajar menulis  pada tanggal tanggal 29 Juni 2021. Dan dalam hal ini termasuk pemikiran dari dua orang teman peserta pelatihan.

Antara lain;

Pemikiran dari peserta yang pertama;   Empat anak kucing yang manis.  Warnanya kuning cerah memesona. Aku tidak begitu suka kucing, tapi kalau dari jauh melihatnya kadang timbul juga rasa gemes untuk memeluknya. Kucing ini binatang yang lucu, kadang menjengkelkan” (Mashudi)

Pemikiran dari peserta yang ke dua; “Anak kucing yang manis, sayang sekali aku tak menyukai mu. Andai ada adikku, pasti kalian akan dibawanya  pulang. Kalian akan dimandiin, disabunin dan dikeringin layaknya manusia. Tapi itu hanyalah andaian. Adikku memang sangat menyukai kucing. Tapi tidak denganku. Aku sangat geli bila kalian gosokkan bulu2 kalian di kaki ku. Aku sangat tidak senang kalian berkeliaran di rumahku.  Bila kalian datang, paling ku kasi makan dan seterusnya kalian ku abaikan. Entah kenapa aku tak menyukai hewan yang lucu tersebut. Moga kalian punya keluarga yang menyayangi dan peduli akan keberadaan kalian” (Okmiastuti) 

Pemikiran dari peserta yang ke tiga; “Anak kucing menatap dari jendela. Empat ekor anak kucing menatap keluar dengan caranya masing-masing. Ada dua ekor yang dengan serius melihat apa yang ada dan terjadi di luar sana. Dan yang dua ekornya, keluar jendela bukannya menatap dan melihat lurus, tetapi ke samping.Jadi ke empat kucing itu melihat ke arah yang berbeda. Dengan demikian masing-masing kucing dari jendela menghadap keluar dengan tujuannya masing-masing pula”(John Subardi).

Dari ketiga peserta di atas, mereka melihat gambar sebagai konteks pemikiran. Dengan itu masing-masing peserta berbeda dalam melihat kontek gambar (kucing) yang ada.

Peserta pertama memperhatikan gambar kucing lalu menulis; Empat anak kucing yang manis.” Sedangkan Peserta kedua memperhatikan gambar kucing lalu menulis; Anak kucing yang manis, sayang sekali aku tak menyukai mu. Dan peserta ketiga memperhatikan gambar kucing  lalu menulis; Anak kucing menatap dari jendela.

Oleh karena itu,  kalimat-kalimat yang mereka tulis itu merupakan pemikiran yang akan berkembang dalam tulisan selanjutnya. Maka; Aktivitas menulis melibatkan pancaindra yang berfungsi untuk mengedalikan pikiran sehingga selalu selektivitas dalam menulis hal yang menarik minat.  

                                                                                                                         (Netemnanu, 6/7/2021)

 

 

 

Senin, 28 Juni 2021

GURU MENCARI RUMAH SISWA

                                                        GURU MENCARI RUMAH SISWA                                                                      

Latar  Cerita 

Pengumuman kelulusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dilaksanakan pada tanggal 4 Juni 2021. Peristiwa ini rupanya menarik perhatian masyarakat umumnya dan khususnya  orang tua terutama  para siswa peserta ujian sekolah tahun ajaran 2020/2021.

        Menarik kisah pengumunan kelulusan di SMPN 2 Amfoang Timur Satap. Kali ini tidak                         dilaksanakan di sekolah melainkan guru ke rumah tempat tinggal siswa.

Dengan demikian menarik perhatian saya untuk menulis. Karena  di kala itu ada nuansa yang mewarnai seputar peritiwa tersebut.  Untuk itu  saya mengisahkan dalam tulisan ini dengan  judul, Guru Mencari Rumah Siswa.  

Dan selanjutnya, kisah ini saya uraikan dalam beberapa konsep pemikiran, antara lain; landasan cerita, guru ke rumah siswa, mencari rumah siswa, bertemu di rumah keluarga, komunikasi eksternal terputus, pesan dan kesan dari cerita. 

Landasan Cerita 

Dinamikanya bermula ketika sekolah menerima surat dinas. Yaitu surat dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk semua sekolah di Kabupaten Kupang. Tetapi dari sekolah sudah mengirim surat kepada orang tua/wali peserta ujian. Surat Kadis P dan K menegaskan, bahwa kepala  sekolah dilarang melakukan pengumuman di sekolah.

Kami memahami ini dinamika yang terjadi. Bahwasannya surat Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang, nomor 800/688/VI/PK/2021 tanggal 2 Juni 2021, tentang Pengumuman Kelulusan SD dan SMP di Kabupaten Kupang tahun pelajaran 2020/2021 merupakan kesatuan system. Selain itu isi surat tersebut terkait pula dengan mencegah penyebaran covid-19 di sekolah

Mencermati hal di atas semestinya dari sekolah sudah mengirim surat kepada orang tua siswa pada tanggal 31 Mei 2021,  untuk menyampaikan pengumuman kelulusan.  Dan sedianya dilakasanakan di sekolah sesuai jadwal pada tanggal 4 Juni 2021.Tetapi kami membatalkan itu ketika menerima surat dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang. 

Dengan demikian memberitahukan kepada orang tua siswa tentang mengurungkan itu. Maka  kami sampaikan lagi melalui surat tanggal 2 Juni 2021. Dan untuk itu sekolah menitipkan surat lewat siswa. Selain menitipkan surat, pesan lisan dan informasi juga disampaikan melalui whatsapp grup sekolah.  

    Guru  ke Rumah Siswa 

 Selanjutnya  kami mengadakan rapat pada tanggal 4 Juni 2021, sebelum berangkat  ke rumah     siswa  peserta ujian sekolah tahun pelajaran 2020/2021. Rapat ini bersifat koordinasi saja dan tidak  berlangsung lama.

Rapat koordinasi menentukan guru untuk ke rumah siswa. Ada dua orang teman guru bersedia mewakili sekolah dan siap menghantar surat keterangan kelulusan ke alamat siswa.  Selain itu dibicarakan juga  pemetaan alamat tempat tinggal orang tua/siswa.

Dan diketahui alamat rumah tempat tinggal orang tua berada pada titik-titik tertentu, antara lain; Biloka, Asenan, Blok A, Blok B, POS TNI (Pos Sungai) perbatasan NKRI dengan RDTL (negara Timor Leste), Bendungan 2 (BN2).   

Untuk diketahui pula jumlah siswa peserta ujian sekolah kali ini ada 14 siswa yang terdiri dari laki-laki 8 orang dan perempuan 6 orang.

 Setelah menerima amplop dokumen yang berisikan 14 berkas surat keterangan kelulusan, selanjutnya kedua teman kami bergerak keluar ruangan dan berangkat menggunakan sebuah sepeda motor milik seorang teman guru tersebut. 

Sebenarnya  siswa peserta US dari SMPN 2 Amfoang Timur Satap tahun ajaran 2020/2021, tidak berada pada semua titik tersebut di atas. Karena hampir semua siswa tinggal di Blok A dan Blok B. Jarak lokasi Blok A dan B  dari  sekolah kurang lebih 1 sampai 2,5  km, melalui jalan raya bertapak tanah dan aspal. Dengan demikian untuk 13 orang siswa  tidak sulit dijangkau.

    Tetapi ada satu orang siswa tinggal di sekitar POS TNI (Pos sungai). Rumah tempat tinggalnya             hilang. Hilang karena terkikis arus banjir bandang di kala badai Seroja menerpa sebagian wilayah         Nusa Tenggara Timur (NTT) bulan April 2021, termasuk wilayah Netemnanu di Kecamatan                     Amfoang Timur Kabupaten Kupang.

   Mencari Rumah Riswa   

Dampak dari hal tersebut di atas sehingga salah satu siswa dari sekolah kami dan orang tuanya berpindah tempat tinggal. Keadaan ini, kiranya belum diketahui oleh semua guru di sekolah. Oleh karena itu, ketika menuju ke sana dan kembali mengkonfirmasikan nyaris kehilangan jejak sehingga membawa pulang satu amplop surat keterangan kelulusan.  

Kedua teman guru tiba di sekolah menjelang pukul 13.00 wita, sementara saya dan teman guru yang lain sedianya ada di sekolah. Dalam kesempatan itu, mengkonfirmasikan mengapa keduanya  nyaris kehilangan jejak?

Bahwasannya ada orang yang memberitahukan, siswa bersama orang tuanya itu tinggal di suatu pondok. Dan pondok itu ada di suatu kebun. Diketahui tempat yang ditunjuk itu ada di pinggir kali Nuabesi. Kali Nuabesi merupakan kali atau sungai batas negara kita NKRI dengan negara Timor Leste.

Maka kedua teman guru bergerak menuju ke sana. Mereka melalui jalan setapak dalam hutan berduri menggunakan sepeda motor. Karena merasa sudah terlampau jauh dan tidak mendapatkan tanda seperti petunjuk orang tadi,  akhirnya mereka pulang dan kembali ke sekolah.

Target kami adalah hasil ujian akhir sekolah harus diketahui oleh 14 siswa peserta ujian bersama orang tua mereka khusunya dan semua peserta didik di sekolah serta masyarakat umumnya hari itu juga (Jumat, 4 Juni 2021). Akan tetapi ada satu peserta bersama orang tuanya belum mengetahui peristiwa hari ini.

Untuk mencapai target tersebut, kami memutuskan untuk pulang ke rumah dan mencari informasi tentang alamat rumah tempat tinggal orang tua /siswa terkait.

Semua teman guru keluar dari ruangan kantor sekolah, saling berpamitan, mengucapkan selamat siang dan bergerak pulang ke rumah masing-masing. Sementara itu saya masih duduk depan leptop yang masih menyala. Kerjaan belum beres! Kemudian saya pulang ke rumah.

        Bertemu di Rumah Keluarga

Selanjutnya, saya bergegas jalan menuju sebuah kios yang letaknya tidak jauh dari rumah. Sesampai di kios, sejenak saya bertanya-tanya kepada tuan kios, kiranya mengetahui keberadaan orang tua/siswa yang sedang kami cari. Akan tetapi tidak tahu juga. Karena itu, belanjaan titipkan saja di kiosnya.

Penelusuran selajutnya menuju ke sebuah rumah di Blok A. Letaknya tidak jauh dari kios. Siswa yang bersangkutan ternyata ada di rumah ini.  Siswa itu bernama Anselmus Fallo. Dan nama panggilannya Ansel.

Nampak pada gambar itu ketika bertemu mereka. Ada Ibu dan anaknya. Peserta didik bersama orang tuanya. Betapa senangnya ketika bertemu mereka. Tetapi bagaimana dengan perasaan mereka? Mungkin lain. Nampaknya senang juga. Ketika melihat Ansel tersenyum.

Dibalik senyuman Ansel, muncul kemarahan Mama Ros,”Dia malas Pak Guru. Saya setiap hari kasi tau dia ke sekolah. Mungkin ada informasi di sekolah. Setiap hari dia tidur-tidur saja di pondok,…” katanya.  Mama Ros, adalah sapaan keseharian kepada Ibu kandungnya. 

  

Komunikasi eksternal terputus 

 Menarik kesimpulan ketika bertemu. Sejenak saling mengkonfirmasikan.  Bahwasannya nyaris teman guru kehilangan jejak sewaktu ke rumah. Ada dua orang guru ke rumah di sekitar  pos sungai. Mereka ke sana menghantar surat keterangan kelulusan. Dari tanya jawab kala itu saya menyimpulkan, bahwa;

  • Ada informasi dari sekolah berupa surat yang dikirim tidak tersampaikan. Karena ketika saya tanya, jawabannya tidak tahu. Tetapi hari ini, “Kami datang dari kebun,  karena ada pengumuman dari sekolah tentang hasil ujian”, tandas sang Ibu.
  • Orang tua dari peserta didik terkait belum mempunyai rumah tempat tinggal. Dengan kata lain belum menetap. Dan untuk sementara tinggal di pondok yang ada di kebun dekat kali batas (kali Nuabesi).
  • Ada perasaan saling memaklumi. Karena saling mengucapkan perkataan maaf sewaktu itu. Selanjutnya mereka bergegas menuju ke rumah wali kelas IX untuk mengambil surat keterangan kelulusan.    
  • Akses informasi elektronik bisa terhambat karena mengalami ganguan sinyal dan belum memiliki  Handphone (HP). Sebaliknya akses manual (luar jaringan) bisa terjangkau mana kala     ada kiat yang baik. 

         Pesan dan Kesan dari Cerita

 Kiranya kisah dalam paparan di atas memberi pesan yang menjadi perhatian bersama             bahwasannya;

  • Menjadi bagian dari pengalaman pada suatu sekolah di akhir tahun ajaran 2020/2021 pada masa pandemic covid-19 di Indonesia. Dan setiap sekolah ada cerita dengan nuansa yang berbeda-beda pula.
  • Asesmen dari guru tetang peserta didik. Guru mestinya konsisten memperhatikan perubahan asesmen yang sesuai pada peserta didik termasuk  perkembangan informasi tentang kondisi lingkungan sekitar siswa.
  • System informasi manajemen di setiap sekolah sangat penting untuk diketahui oleh masyarakat umumnya dan orang tua serta peserta didik  khususnya.
  • Selalu ada komunikasi timbale balik dari  sekolah maupun dari  orang tua siswa.  
  • Akses bisa terjangkau mana kala ada kiat yang baik. Kiranya  ada pesan dan kesan lain dari para pembaca. Untuk itu berbagi pengalaman dari ilmu dan pengetahuan adalah buah hidup yang berkenaan menambah semangat penulis, belajar membaca dan menulis. 

                                                                                        oleh; John Subardi 

                                                                                 (Netemnanu, 27 Juni 2021) 

 

 

Cerita Guru di Tapal Batas Negara

oleh; John Subardi        I.             PENGANTAR Menjadi guru pada pendidikan f...