Wikipedia

Hasil penelusuran

Selasa, 04 Agustus 2020

KISAH DI SEKOLAH TERPENCIL

                                        REFLEKSI  PENDIDIK DI SEKOLAH TERPENCIL
                                                    (era new normal akibat  covid-19)
oleh; John Subardi

gbr. Refleksi Penulis (dok.4/8/2020)

Salah satu tantangan bagi pendidik atau para guru di daerah pedesaan lagi terpencil adalah peranan guru lebih dominan terhadap ilmu pengetahuan dalam pendidikan formal dan nonformal.  Memahami hal ini, oleh karena keterbatasan ilmu pengetahuan dari masyarakat itu maupun orang tua siswa yang setiap hari bekerja sebagai petani. Karena itulah, rendahnya motivasi siswa dalam belajar di bangku sekolahan. Untuk itu, orang tua dan lingkungan masyarakat semestinya mempunyai peranan penting terhadap pendidikan non formal.

Oleh karena itu, kajian ini mengisahkan refleksi pekerjaan sebagai guru pada sekolah terpencil. Bukan bermaksud berlebihan tentang guru di sekolah yang jauh, namun sekiranya berkenan bagi identitas kita sebagai pendidik. Guru merupakan orang yang pekerjaannya mengajar dan mendidik. Pekerjaan guru adalah profesi dalam bidang pekerjaan yang dilandasi  pendidikan keahlian tertentu.  Ikhtiar demikian tentunya tidak bisa dilakukan oleh berbagai kalangan masyarakat itu sendiri termasuk orang tua/wali siswa di sekolah. Untuk itu, memerlukan  kepandaian khusus sebagai seorang  yang profesional.  Profesionalitas guru akan menuai  mutu pendidikan di sekolah. Ikhtiar seorang guru adalah upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa  Indonesia.  Dengan demikian, guru dalam menjalankan tugasnya dengan penuh kesadaran pula akan kewajiban dan tanggung jawabnya mengajar serta mendidik para siwa, sekalipun aksesibilitas terpencil.

Untuk itu, oleh bekal  ilmu pengetahuannya,  guru  bisa menetapkan pilihan berupa prioritas – prioritas yang perlu didahulukan penanganannya  dan menangguhkan hal-hal  yang lebih sekunder (ekskul) sifatnya.  Guru mempunyai wawasan lebih jitu tentang dampak- dampak tertentu dari perubahan  covid-19 menuju new normal  dalam belajar  dari rumah, pembelajaran jarak jauh dan tatap muka di sekolah.  Dengan berbagai metode pembelajaran (daring dan luring) relative dilakukan sehubungan dengan aksesibilitas  yang tersedia.

Dengan demikian,  tahun pembelajaran ini menantang normal baru era pandemi covid-19.  Era transisi pandemic covid-19, merupakan  kajian guru untuk menuai mutu pendidikan di Indonesia.  Sebagai seorang profesional dengan pengetahuan yang di-bekalkan kepadanya, ia melakukan pekerjaan profesi tidak semata-mata didorong oleh sentimen-sentimen kemasyarakatan, melainkan secara terarah dan selektif  menangani persoalan-persoalan kemasyarakatan  yang dihadapkan kepadanya atau yang  (pendidikan nonformal) terdekteksi olehnya  sebagai seorang profesional.  Kurikulum pendidikan memungkinkan guru melakukan pendekatan terhadap suatu permasalahan (wabah pandemic covid-19) secara lebih mengenai sasaran yakni  para peserta didik. 

Karena itu, seorang guru pada suatu  daerah terpencil sebagai homo socius, tidak mungkin dipencilkan dari kebersamaannya itu. Dengan demikian,  di mana saja ada manusia hidup bermasyarakat, di sana selalu membaktikan diri  kepada masyarakatnya terutama peserta didik di sekolah. Oleh karena itu,  tersiratlah kualifikasi guru sebagai seorang professional  di tengah masyarakat perkampungan dengan nuansa pedusunan yang  masih mengembangkan berbagai kebutuhan akses untuk menunjang pembelajaran era new normal di sekolah.  

Selain itu, perubahan proses pembelajaran akibat covid-19 tidak selalu dapat dicerna oleh masyarakat pedesaaan lagi terpencil yang sudah terbiasa pada kelaziman-kelaziman yang mereka alami. Kalau semula anak-anak mereka setiap pagi hari ke sekolah, maka perubahan yang terjadi guru  berkunjung ke rumah, belajar secara kelompok di luar rumah, wajib memakai masker  dan mematuhi protokol kesehatan yang diharapkan  oleh pemerintah.

Sejalan dengan itu,  dalam menghadapi kenyataan wabah pandemi covid-19, masyarakat sangat membutuhkan penyuluhan dari orang-orang yang terlatih untuk menerapkan protokol kesehatan, bahkan kita mampu membimbing masyarakat dengan wawasan dan pandangan baru demi pemahaman yang lebih baik tentang new normal tahun pembelajaran 2020/2021.

Namun, setiap upaya pembelajaran pada masa transisi covid-19, tidak mungkin dijamin bebas –dampak atau steril terhadap warga sekolahnya. Hal ini mengesankan adanya paradoks, kalau metoda daring atau luring menimbulkan dampak tertentu – termasuk dampak yang mungkin negative, lalu mengapa kita (sekolah) melakukan pembelajaran dan bukannya menunggu sampai  normal  kembali?

Pertanyaan demikian hanya memuat problematik yang semu, sebab tidak ada sekolah yang sengaja   lebih suka membeku dengan keadaan new normal. Mungkin satu-dua kekecualian dapat ditemukan, seperti pada daerah zona merah dan kuning. Akan tetapi, adanya kekecualian itu justru mengukuhkan dalil  bahwa tiada sekolah yang mau membekukan diri  dalam status kekiniaannya (tahun ajaran 2020/2021).  Setiap sekolah mencita-citakan mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia sebagai amanat UUD 1945. Dengan demikian, kiranya upaya pembelajaran yang direncanakan sekolah kita pada masa new normal adalah mengambil prakarsa yang mengarahkan  merdeka belajar  bagi guru serta siswa dan tidak sekedar  menjalankan proses daring dan luring saja. 

Kiranya kajian ini berkenan sebagai referensi untuk  kajian lain dan khazanah di perpustakaan sekolah. Dan semoga khalayak pembaca  dapat menemukan percikan gagasan yang merangsang pengembangan pemikiran selanjutnya atau keritik yang mendorong elaborasi pada bagian yang masih ada celah sebagai kekurangan di sana sini dalam tulisan ini. (4/8/2020)

                                                                      ***********

Selasa, 28 Juli 2020

KISAH DI SEKOLAH TERPENCIL

                                                                TAHUN  AJARAN 2020/2021                                                                               BERNUANSA MAKNA DAN  SYARAT PANDEMI COVID-19                                    

Oleh; John Subardi

gbr 1. Pembelajaran kelompok di luar rumah.(dok.sek. 27/7/2020)
Nuansa  Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) pertanda menjelang tahun pembelajaran baru di sekolah.  Tahun ajaran 2020/2021 bernuansa makna dan syarat. Bernuansa makna, karena syarat pandemi Covid-19  mengancam keselamatan dan menguasai zona kehidupan manusia di dunia  termasuk bangsa Indonesia. Zona hijau, kuning, oranye, dan merah pada seluruh wilayah kabupaten/ kota di Indonesia  merupakan  warna rambu-rambu keselamatan manusia termasuk warga yang ada di sekolah.

Oleh karena itu, sekolah menyiapkan sarana kesehatan sebelum  kegiatan berlangsung. Sarana itu sesuai protokol kesehatan yang  mengarahkan warga sekolah  untuk menerapkan normal baru (new normal).

Penerapan norma baru, berlaku bagi setiap jenjang pendidikan formal dari tingkat dasar sampai jenjang perguruan tinggi. Untuk itu, persiapan sekolah merupakan new normal dalam proses pembelajaran tatap muka pada  tahun pelajaran 2020/2021. Persiapan protokol kesehatan sekolah,  antara lain;

1.    Toilet bersih; Sarana Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan air mengalir menggunakan sabun atau cairan pembersih tangan (hand sanitizer); dan disinfektan.

2.  Mampu mengakses fasilitas pelayanan kesehatan, seperti Puskesmas, klinik, rumah sakit, dan lainnya;

3.  Kesiapan menerapkan area wajib masker kain atau masker tembus pandang bagi yang memiliki peserta didik disabilitas rungu;

4.    Memiliki thermogun (pengukur suhu tubuh tembak);

5.    Pemetaan warga satuan pendidikan yang tidak boleh melakukan kegiatan di satuan pendidikan:

1)      Memiliki kondisi medis comorbid yang tidak terkontrol;

2)      Tidak memiliki akses transportasi yang memungkinkan penerapan jaga jarak;

3)      Memiliki riwayat perjalanan dari ZONA MERAH dan belum menyelesaikan isolasi mandiri selama 14 (empat belas) hari; dan

4)      Memiliki riwayat kontak dengan orang terkonfirmasi positif COVID-19 dan belum menyelesaikan isolasi mandiri selama 14 (empat belas) hari.

6.     Membuat kesepakatan bersama komite sekolah dengan tetap menerapkan protocol kesehatan, terkait kesiapan melakukan pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan.

Daftar kesiapan sekolah tersebut ini sudah merupakan pengetahuan umum bagi pendidik di setiap sekolah.

gbr 2. Rapat Komite  di sekolah.(dok.sek. 23/7/2020)

Dengan demikian, terkait kesepakatan bersama komite sekolah di SD Negeri Netemnanu/SMPN 2 Amfoang Timur Satap, dalam rapat tanggal 23 Juli 2020, menuai pertanyaan yang cukup menarik dari  para orang tua/ wali peserta didik yang hadir ketika itu. Pertanyaan orang tua/wali siswa, “Mengapa kami harus menandatangani surat pernyataan?” Bahwasannya surat pernyataan  itu untuk mengijinkan (tatap muka di sekolah) dan tidak mengijinkan (belajar dari rumah) selama masa new normal pandemi covid-19. Dan surat pernyataan itu  menyusul daftar kesiapan sekolah sebelum memulai pembelajaran tatap muka pada masa new normal. 

Oleh karena itu, hal yang penting untuk diketahui para orang tua/wali peserta didik adalah selain tatap muka, pembelajaran dapat dilakukan dengan belajar dari rumah dan pembelajaran jarak jauh (metode online dan ofline)  dengan tetap mematuhi segala ketentuan terkait protokol kesehatan selama berada di sekolah, di rumah maupun selama berada di luar rumah.

Sehubungan dengan hal tersebut,  orang tua/wali siswa menyebutkan pembelajaran tahun 2020/2021 ini melalui syarat  pandemi covid-19. Hal ini terkait dengan kesiapan guru di sekolah dan kesiapan kami orang tua di rumah. Kesiapan guru di sekolah sudah tentu merupakan tugas dan tangung jawab untuk mencerdaskan bangsa.  Sedangkan orang tua, belajar dari rumah dan pembelajaran jarak jauh merupakan hal yang baru, mana kala berhadapan dengan kesibukan lain sebagai petani.

Sebagai orang tua, kami kekurangan ilmu pengetahuan untuk mendidik anak, “makhlum kami di kampung,  pak !” tutur orang tua/wali  siswa di sela-sela acara rapat. Meresumekan hasil diskusi bersama orang tua/wali peserta didik tersebut, bahwasanya  peranan guru lebih dominan terhadap ilmu pengetahuan bagi para peserta didik di sekolah era  normal baru akibat covid-19 pada tahun 2020.

gbr 3. Pembelajaran  Kelompok /sif di sekolah  (dok. 28/7/ 2020
)

Untuk itu, proses pembelajaran tahun 2020/2021 selama Masa New Normal Pandemi Covid19  SDN Netemnanu/SMPN 2 Amfoang Timur satap, melaksanakan kegiatan pembelajaran work from home (WFH) dan menerapkan sif  di sekolah dengan mematuhi segala ketentuan terkait protokol kesehatan.  Untuk itu pula, apa boleh buat persiapan di sana sini sudah menjadi pengetahuan yang harus dibuat oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar dari rumah, pembelajaran jarak jauh,  maupun secara kelompok di sekolah (metode ofline). Variasi metode pembelajaran tersebut  diharapkan sampai menyentuh semua peserta didik di sekolah.

Kiranya kajian ini berkenaan terhadap Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia; Tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran 2020/2021 Masa Pandemi  Covid-19.  Metode belajar dari rumah, pembelajaran jarak jauh, dan tatap muka merupakan alternatif  yang dilaksanakan oleh pendidik di sekolah. Daerah terpencil seperti di Netemnanu kecamatan Amfoang Timur, sudah tentu para pendidik menantang berbagai akses sampai menyentuh para peserta didik. Topografi wilayah Amfoang Timur  dengan akses yang masih kurang di sana sini merupakan kajian para pendidik yang apa boleh buat tetap jalan melaksanakan pembelajaran baru era covid-19.

Semoga pembaca berkenan, sehubungan dengan akses di kecamatan Amfoang Timur dan kekurangan di sana sini dalam tulisan ini.  (29/7/2020)

                                                    ============

 



Rabu, 15 Juli 2020

KISAH DI SEKOLAH TERPENCIL

                                                  PEMBANGUNAN PRASARANA PENDIDIKAN DI DAERAH                                                                                                         TERPENCIL
                                                                                    (Tinjauan Kesejarahan)
oleh; John Subardi           
              
    gbr. 1. TNI dalam kegiatan  Kurikuler (dok.sek. 2018)                 
Pendidikan seandainya suatu perjalanan jauh. Perjalanan jauh menelan sebagian usia manusia juga. Meskipun jauhnya perjalanan itu layak ditempuh manakala ada  harapan untuk berbagi aspirasi. Aspirasi bukan pesona khayalan tetapi pesona pendidikan.  Karena itu, memahami  dan menarik profil sekolah  yang ada di satauan pendidikan  Sekolah Dasar Negeri Netemnanu/Sekolah Menengah Pertama Negeri  2 Amfoang Timur Satap, sebagian besar peserta didik  dari   masyarakat penduduk berintegrasi yang relatif labil (2001).  Bahwasannya penduduk, selain masyarakat asli kampung Taloi, ada yang datang dari kampung Biloka, dari Oepoli, Tataum, dari Sitrana (Timor Leste), Kabis  (Kefa ), Soe (TTS), Belu (Atambua), dari Sulawesi, Flores, Alor,  dan lainnya. Seiring waktu berjalan, perlahan-lahan masuk dan hidup bersama sebagai penduduk masyarakat desa  di Netemnanu kecamatan Amfoang Timur kabupaten Kupang provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Gbr. 2. Keg. TNI dari POS Sungai - Batas NKRI-RDTL  . (dok. sek.2016
Keadaan itu mestinya terjadi. Faktor kawin-mawin misalnya, hal yang mendasar dalam hidup sosial bermasyarakat.  Namun  faktor itu  pun berpengaruh terhadap kondisi sosial kehidupan  bermasyarakat dan  tidak terlepas dari faktor lain yang kurang kondusif. Dengan demikian, konflik sosial  antar  penduduk sering  terjadi  pada masyarakat di sana  dari  berbagai penyebab yang  beragam pula.  


Gbr. 3. Rapat Komite Sekolah  akhir tahun ajaran  2017/2018(dok.sek.)

Terlepas dari kurang kondusif itu, namun sebagian besar penduduk juga berideologi masa depan sehingga semakin mengarah ke perubahan dan kemajuan yang kian berkembang  termasuk gerak pembangunan prasarana pendidikan. Dinamika kehidupan sosial bermasyarakat yang kurang kondusif itu, mungkin  berpengaruh pada keberadaan pendidik dan tenaga kependidikan di sekolah. Oleh karena itu,  profil  pendidik di sekolah berubah-ubah, terlepas dari alasan kesehatan dan purna bakti. Sebagaimana pendidikan seandainya perjalanan jauh  yang sebagian menelan usia.

gbr. 4. Supevisi Pengwas TK/SD (dok.2016)

Memahami hal-hal tersebut, menggugah  dan  menarik  untuk mengkaji dari tinjauan kesejarahan. Untuk itu,  kajian ini menarik  dari perjalanan jauh dengan persepsi pembangunan prasarana pendidikan di daerah terpencil.   Oleh karena itu, kajian ini bukan teori sejarah, namun terkait dengan dinamika pembangunan prasarana pendidikan yang semakin berkembang, meskipun di sana sini masih  kekurangan.

Dengan demikian, tinjauan ini menarik dari penyediaan fasitas pelayanan pendidikan dasar dan menengah di desa Netemnanu  yang cukup memadai, namun kekurangan pendidik dan tenaga kependidikan. 

gbr.5. Supervisi dari Dinas PK kab. Kupang (dok.sek. 2015)
Memang lembaga pendidikan tidak berfungsi sebagai agen penjamin lapangan kerja, akan tetapi setiap lembaga pendidikan harus ada relevansinya dengan kemungkinan bekerja (Fuad Hassan,1991). Oleh karena itu profil sekolah   Dasar Negeri Netemnanu (2001) terdiri dari 6 rombongan belajar.  Sementara pendidik ASN  2 orang temasuk kepala sekolah. Ada  2 orang guru yang mendapat tugas (SK) dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabuapten Kupang tahun ajaran 2019/2020. 

Sehubungan dengan itu,  SMPN 2 (2013) terdiri dari 3 rombongan belajar, ada 7 orang  pendidik dan  tenaga kependidikan, yaitu; 1 orang guru ASN, 1 orang guru kontrak daerah (SK) Bupati Kupang dan 4 orang guru mata pelajaran yang mendapat tugas (SK) dari Kepala Dinas  Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang serta 1 orang tenaga kependidikan dari komite sekolah (2019/2020).

gbr.6. Keg.Pembelajaran Praktek (dok.sek. 2020)

Dengan demikian,  dinamika pembangunan prasarana pendidikan menyentuh masyarakat.  Membagi dari Prof. Dr. Fuad Hassan, mengatakan dalam suasana demikian  itulah maka pendidikan cendrung berciri ekpansif demi meliputi sebanyak mungkin warga masyarakat, dan suatu langka besar yang menjadi aspirasi bangsa-bangsa yang sedang membangun ialah   dicanangkannya wajib belajar pada tingkat pendidikan dasarIni pada gilirannya menuntut  penambahan jumlah bangunan sekolah serta tenaga guru dan usaha ini diharapkan dapat diwujudkan menjangkau seluruh masyarakat semerata mungkin (bp.1991) .
 Oleh karena itu,  mungkin ideologi masyarakat pun berkembang maju terhadap pentingnya pendidikan  bagi generasi penerus bangsa. Sehingga membangun prasarana pendidikan dasar sampai mengembang menjadi sekolah menengah pertama, sebagaimana  satu atap.

gbr.7. Tim Supervisi dari Dinas PK kab. Kupang (dok.sek. 2017)
Meskipun demikian, tentu ada waktu dan ruang, sehingga pada gilirannya kekurangan di sana sini akan terpenuhi juga. Dan untuk itu upaya konsolidasi  dengan berbagai bidang terkait sehingga bersinergi, sekalipun berhadapan dengan sistem pendidikan yang semakin berkembang dan maju. Akan tetapi, berkembang menjadi satu atap, berdampak pada menambah  manajemen; sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di daerah terpencil.

Semestinya demikian? Bahwasanya, manajemen sekolah bertanggung jawab terhadap  pengelolaan mutu pendidikan yang ada itu. Terkait dengan mutu pendidikan, maka target pencapaian adalah minimal standar isi dan tujuan kurikulum yang berlaku (2013). Dengan demikian, memahami inti tersebut terkait visi dan misi sekolah, menuju sekolah berprestasi dan bermutu dengan hati nurani yang luhur, berpijak pada budaya bangsa. Harapan sekolah, sebagaimana dalam; Peraturan Menteri   Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar isi pasal 1 menyatakan bahwa  Standar Isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah  yang selanjutnya disebut  Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. 

gbr.8. bersama Gr SM3T belajar budaya lokal (dok.sek..2015)

Kemudian  dalam Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. (lamp.Permendikbud no. 68 tahun 2013). Jikalau demikian, mungkin sebagaimana dengan upaya sekolah antara lain dengan meminimalkan kekurangan di sana sini sehinggga proses pembelajaran berjalan semestinya.

Untuk itu sehubungan dengan kekurangan tenaga pendidik di Sekolah Dasar,  teratasi dengan  pendidik yang ada di  Sekolah Menengah Pertama. Selanjutnya keadaan kekurangan pendidik itu tercantum pula dalam latar belakang kurikulum  sekolah,  "... antara lain mengatasi kekurangan guru dengan membuat Mou dengan guru pada sekolah SMP (SMPN 2 Amfoang Timur Satap) dan  mengajar sebagai guru di SDN Netemnanu ..." (2019/2020). 

*Pada tahun ajaran 2018/2019 Tim Asesor dari BAN provinsi NTT  melakukan visitasi  di SMPN 2 Amfoang Timur Satap.
gbr.9 Keg. Visitasi  sekolah (dok.2019)

Sekiranya  juga sampai pada giliran, oleh karenanya maka generasi guru dan pendidik masa kini selayaknya sudah mulai berperan aktif untuk menimbulkan kesadaran, membangkitkan minat serta membentuk sikap anak didiknya berkenaan dengan masalah kependudukan dan lingkungan hidup (Fuad Hassan,1991).  Oleh karena permasalahan itu, sebagaimana upaya sekolah meminimalkan proses pembelajaran sehingga berjalan semestinya, dengan kesadaran dan minat dalam membentuk sikap peserta didik  di sekolah terpencil. 

gbr. 10.Foto Bersama Guru SM3T  ketika berpisahan   (dok.sek..2016)
Sementara itu, keadaan pendidik di SMPN 2 pun mengalami kekurangan,   guru untuk  mata pelajran tertentu. Dengan itu juga, sekolah berupaya minimal sehingga pada  gilirannya proses pembelajaran berjalan sebagaimana mestinya juga.  Sekedar diketahui, ketika program SM3T tahun pelajaran 2014/2015 sampai tahun pelajaran 2016/2017,  dapat mengatasi kekurang guru di sekolah. Sekiranya  program SM3T  solusi, mungkin mengatasi kekurangan di sana.  

Jikalau demikian,  menambah jumlah satuan pendidikan di daerah terpencil sudah menjawab kebutuhan prasarana pendidikan di sana, namun kurang relevansi dengan jumlah  pendidik dan tenaga kependidikan untuk ke sana.

gbr. 11. Monitoring dari Dinas PK  & Pengamanan US/UN - POLSEK Kec. Amf. Timur  (dok.sek..2018)

Meskipun demikian, kadang kala teratasi dengan program bersinergi. Antaraa lain; program TNI yang bertugas di perbatasan RI- RDTL di POS Sungai,  hampir setiap tahun berperan aktif sebagai pendamping guru di sekolah. Selain itu bidang kesehatan; penyuluhan kesehatan  dan keamanan  dari POLSEK kecamatan Amfoang Timur; penyuluhan tentang kamtibmas,  bersinergi membangun sesuai  peran masing-masing  berdasarkan ideologi yang sama.

Dan bersinergi dengan TNI dan POLRI yang mengamankan kedalautan NKRI di perbatasan merupakan sekolah yang ada di sana.

Kiranya tidak berlebihan tentang meninjau pembangunan prasarana pendidikan di sekolah terpencil di Netemnanu (Netemnanu Utara, Netemnanu Selatan) kecamatan Amfoang Timur Kabupaten Kupang provinsi NTT.
gbr. 12. Keg. Imunisasi Kesehatan dari Puskesmas Oepoli Kec. Amf. Timur  (dok.sek..2018)

Dengan demikian, bukan maksudnya membahas teori sejarah, akan tetapi  ada baiknya menyajikan gerak pembangunan prasarana pendidikan di daerah terpencil  dan semoga menjadi bagian kecil dari kajian lain.

Dan kajian ini pada masa normal baru (New Normal akibat  Covi-19) sebagai  pengetahuan bagi  generasi penerus di SDN Netemnanu/SMPN 2 Amfoang Timur Satap dan khazana di perpustakaan Sekolah.
Pembelajaran masa normal baru  mengarahkan  pembelajaran di sekolah  dengan menerapkan protokol kesehatan. Pola pembelajaran; belajar dari rumah dengan  sistem daring (online) dan luring (offline).

gbr. 13. Persiapan  & Keg. Sekolah  masa New Normal  menjelang tahun pelajaran 2020/2021


Semoga tinjauan ini bermanfaat bagi  pembaca,  kiranya  berkenaan dengan kajian lain sebagai bagian yang masih kurang dalam tulisan ini.  (15/7/2020)*.

                                                                                 ============  




*






 

Cerita Guru di Tapal Batas Negara

oleh; John Subardi        I.             PENGANTAR Menjadi guru pada pendidikan f...