Wikipedia

Hasil penelusuran

Rabu, 08 Juli 2020

MENYENTUH AMFOANG TIMUR

                                                    MENYENTUH AMFOANG TIMUR

   Oleh; John Subardi

Perjalanan tahun 2007 menggugah dan menarik, karena jalan jauh dan waktu lama sampai menyentuh Netemnanu di kecamatan Amfoang Timur. Meninjau, akses yang menggugah itu, menarik sebagai pelajaran terhadap proses perubahan yang kian bertambah. Masa lalu adalah pengalaman penting, apalagi sampai menyentuh kehidupan masyarakat. Pengalaman hidup bermasyarakat merupakan pengetahuan yang menarik juga untuk mengisahkan lagi dan mungkin ada baiknya untuk generasi penerus bangsa Indonesia.

gbr. Bersama Tokoh Masyarakat (dok. Sekolah 2016)

Hal yang menyentuh, kala itu sesepuh mengatakan,”Pak John, kalau ada waktu, mari …datang ko’ duduk-duduk be’cerita dengan Bapa ,…”. Sepenggal kalimat sederhana yang menyentuh. Itu yang mengenang, apa lagi ucapan yang sering dari Bapak T.O.M. Kameo, di kala santai duduk di kursi Sonaf - Taloi. Kalimat sederhana yang menyetuh hati penuh makna dalam kajian ini. Dan mungkin bagi yang lain, tidak? Mengapa tidak ? Bahwasannya, Tokoh masyarakat Kecamatan Amfoang Timur itu, punya syarat ilmu pengetahuan lokal bahkan meluas hingga Nasional. Bukan bermaksud berlebihan, namun masyarakat mengagumi itu, terhadap proses pembangunan dan kamajuan di Netemnanu kecamatan Amfoang Timur ke arah yang kian berkembang. Kebetulan juga, Sonaf sesepuh berdekatan dengan Mes di Taloi-desa Netemnanu, sehingga kala itu sering berbagi kisah.

Yang menarik sehingga menggugah hati sampai mengisahkan, dari kalimat, ”Pak John, kalau ada waktu, mari …datang ko’ duduk-duduk be’cerita dengan Bapa ,…?” Sekedar diketahui, kisah perjalanan jauh dalam rentang waktu yang lama, tentu ada ruang dan waktu. Oleh karena itu, merekomendasikan juga dari berbagai kisah dengan masyarakat selain sesepuh. Antara lain; masyarakat; dari translokasi –berintegrasi yang pesimis dan cemas, namun berobsesi juga. Terobsesi dari keadaan; masyarakat Taloi desa Netemnanu yang masih memegang teguh pada budaya dan tradisi local; kurang memahami pentingnya pendidikan formal; penyediaan unit sekolah sebatas fasiltas sekolah dasar; jarak jauh ke sekolah menengah pertama; sekolah menengah pertama pun satu-satunya swasta, dan hampir menampung enam sekolah dasar yang ada di Amfoang Timur; penyediaan unit sekolah menengah atas belum ada; hampir sebagian besar masyarakat tidak bisa membaca dan menulis; kaum mudah yang putus sekolah dan tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang berikut dan hampir tidak tersentuh oleh pembinaan tentang wawasan kebangsaan; komunikasi dari dan ke pusat pemerintahan di kabupaten Kupang masih menggunakan surat-menyurat, belum semua menggunakan handphone, karena tidak ada sinyal dan belum ada pemancar; kalau pun komunikasi menggunakan handphon ke tempat jauh sampai memanjat pohon untuk mendapat sinyal.

Sehubungan dengan hal tersebut, memahami ada perubahan yang kian bertambah dan menujuh ke arah perubahan di Netemnanu Kecamatan Amfoang Timur. Dan merangkai kisah sekiranya bila mengenang, tokoh pendidikan Prof. Dr. Fuad Hassan (bp.1991) mengatakan "Bukan maksudnya kita membahas teori-teori sejarah, akan tetapi ada baiknya kita menyajikan berbagai pandangan ini untuk menguji persepsi kita tentang perubahan dan kemajuan (change and progress) dari zaman ke zaman". Terkenang, mantan menteri pendidikan dan kebudayaan pada era orde baru itu, mengenang juga masa sekolah di SPGK Setia Bhakti Ruteng, Manggarai –Flores- NTT pada tahun pelajaran 1987/1988 sampai dengan tahun pelajaran 1989/1990, silam. Berbagi pengalaman hidup yang menyentuh sampai menggugah dan menarik untuk mengisahkan sebagai pengetahuan kesejarahan.

Oleh karena itu, merasa tertarik untuk meninjau dari persepsi perubahan. Bukan membahas teori tentang sejarah, akan tetapi berbagi persepsi tentang Netemnanu di kecamatan Amfoang Timur, apalagi jika sempat menekuni kisah perkembangan itu. Perspektif itu berbeda, dan perbedaan persepsi terhadap kajian yang sama, kiranya ilmu pengetahuan untuk generasi yang akan datang. Dan seandainya ada keterbelakangan di sana sisni, maka keterbelakangan itu tidak perlu melihat sebagai suatu hal yang mutlak dipenuhi. Melihat ada kekurangan adalah keterbelakangan yang pada saatnya akan dipenuhi juga. Bukan bermaksud menepis pandangan lain tentang Netemnanu di Amfoang Timur, namun merupakan kajian bersama yang menjadi ilmu pengetahuan dan menjawab kebutuhan sebagai sentuhan eksternal. Seberapa pun nilainya sentuhan eksternal itu, mungkin dapat berpengaruh ke arah perubahan yang sinkron dengan kebutuhan masyarakat. Itu pun relative karena ada waktu dan ruang yang sering menghambat. Namun, apakah menunggu dan pasrah saja ? Tidak.

Menarik hal yang menggugah itu, tentu bukanlah hal yang gampang pula, kalau tidak bersinergi dengan yang lain. Namun, membangun konsolidasi dengan berbagai bidang yang terkait mungkin jawaban juga. Sungguhpun demikian, apresiasi tinggi kepada pemerintah daerah dan pusat yang bersinergi membangun dan terus membangun Netemnanu di Amfoang Timur wilayah kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yang langsung berbatasan dengan Nagara Republik Demokrasi Timor Leste (RDTL) di Kabupaten Kupang provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

     gbr. Ketika merayakan HUT RI -17-8-2015 di Fatuknutu  (dok.sekolah 2015)

 Oleh karena itu; betapapun pesimisme dan    kecemasan terhadap terjadinya perubahan, bahwa  perubahan itu tak terhindarkan. Harapan masyarakat di Netemnanu kecamatan Amfoang Timur terhadap penyediaan fasitas pelayanan pendidikan dasar dan menengah kiranya terpenuhi, sehingga terdapat 10 unit Sekolah Dasar dan 6 Sekolah Menengah Pertama Negeri dan Swasta, dan 2 unit SMA Negeri.

Sungguhpun demikian, masih perlu lagi Pendidik dan TenagaKependidikan yang professional untuk menjamin mutu pendidikan.Dan apresiasi kepada generasi penerus yang menyentuh serta memahami persepsi perubahan itu, dan tengah menyiapkan diri ke arah perubahan dan kemajuan yang kian berkembang.

Di samping itu, ketersediaan prasarana lain; jaringan telepon terakses dan PLN terpenuhi juga. Selain itu, medan jalan aspal dan tanah yang dilalui kian mengalami progress.

Kiranya tinjauan ini dapat menambah khzanah perpustakaan sekolah dan pengetahuan kesejarahan bagi generasi penerus di SDN/ SMPN 2 - Netemnanu Amfoang Timur. Dan masih perlu persepsi lain yang mungkin lebih menyentuh pembaca, serta berkenaan  persepsi perubahan  yang menyentuh Amfoang Timur. (7/7/2020)    

                                                    *******************

Selasa, 23 Juni 2020

JALAN JAUH MENUJU AMFOANG TIMUR

JALAN JAUH MENUJU  AMFOANG TIMUR

                                                                  Oleh; John Subardi

Banyak  kali orang bertanya jalan menuju ke Amfoang Timur. Menarik kisah perjalanan tahun 2007 ke Amfoang Timur, dari jalan utama  Timor Raya melalui Soe (TTS) dan Kefa (TTU) masuk lagi wilayah kabupaten Kupang menuju Neten’mnanu’, menggugah untuk mengisahkan.

Kecamatan Amfoang Timur jauh dari pusat pemerintahan kabupaten Kupang provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan harus ditempuh dengan kondisi jalan yang rusak, namun perlahan-lahan  Amfoang Timur eksis. Mengapa tidak?

Topografi Kecamatan Amfoang Timur dengan batas wilayah; Utara Laut Sawu,  Selatan Amfoang Selatan, Barat Amfoang Selatan, dan  Timur  dengan  Nagara Republik Demokrasi Timor Leste (RDTL).

      

               Gbr. Apel bersama Satgas Pamtas-RI-RDTL /Pos Sungai (dok. 25/11/2019)

Sehubungan dengan batas  Utara, Barat dan Selatan wilayah Kecamatan Amfoang Timur, ada benarnya cerita rakyat asal mula menyebut  Netemnanu’, dari kata  neten’mnanu’. Konon, “nenek moyang kita mengembara. Dari  kejauhan terlihat  gunung-gunung yang panjang, lagi besar serta tinggi. Mereka menyebutkan Neten’mnanu’(bahasa daerah setempat) dari dua kata  neten’ = gunung, dan  mnanu’ = panjang.  Nampak dari jauh seperti jembatan panjang yang bermula dari bawah kaki gunung Mutis (arah selatan) hingga pesisi pantai yang berakhir di Fonit”.  Neten’mnanu’ dari cerita rakyat,  bahasa daerah setempat tersebut, ibarat “gunung-gunung sejauh mata memandang bagaikan jembatan panjang dari bawah kaki Gunung Mutis sampai Fonit”. Disebut-sebut Netemnanu’ oleh karena tidak ada aliran sungai yang memisahkan jajaran gunung-gunung itu.

 Dapat dipercaya bahwa bila menuju Amfoang Timur akan bermuara di Oepoli. Dan mengacu pada cerita rakyat setempat sebut sajaNetemnanu = Neten’manu, bahwasannya Netemnanu terdiri dari tiga desa,  yaitu desa Netemnanu (Taloi), desa Netemnanu Utara (Oepoli), desa Netemnanu Selatan (Tataum-Nepunef). Wilayah ini, berbatasan langsung dengan Republik Demokrasi Timor Leste (RDTL), Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Sehubungan dengan cerita Neten’mnanu, bila ke Amfoang Timur lewat jalur Timur,  menyusur jajaran neten’mnanumelalui medan jalan gunung, berbukit-bukit dan lembah ngarai dari bawah kaki gunung Mutis sampai Oepoli.

Kisah perjalanan tahun 2007 ke Amfoang Timur,  melalui jalan Timor Raya sampai Kefa adalah kisah yang menggugah dan menarik. Perlahan-lahan, berkembangnya pembangunan jalan raya, dan saat ini bisa menggunakan sarana transportasi bus/truk dan kendaraan roda dua atau kendaraan pribadi lainnya dari jalan Timor Raya, dapat melalui  tiga jalur, yang sering disebut-sebut poros tengah, poros barat dan poros timur menjadi alternatif.  

Pernah dari Kupang menuju Amfoang Timur  melalui poros barat dengan medan offroad dan melewati berkali-kali sungai sehingga membutuhkan waktu lebih lama, menggunakan bus / truk dan sepeda motor.  Bayangkan kalau ke Amfoang Timur pada musim hujan melalui medan  jalan yang rusak.

Melalui poros timur merupakan jalur alternative, sehingga sering dilewati jika pergi dan pulang ke Kupang. Namun,             jalur ini  lewat  dua kabupaten, yaitu Soe (Kab.TTS), Kefa (Kab.TTU) dan masuk  Kupang (Kab. Kupang). Jika dihitung dengan waktu tempuh  ± 12 jam di perjalanan. Kendati poros timur sering dilalui, medan jalan pun tidak lebih baik dari poros tengah dan barat karena medan  jalan aspal dan jalan tanah/batu pengerasan. 

Oleh karena itu, perhatian serius dari pemerintah daerah Kabupaten Kupang provinsi Nusa Tenggara Timur  dalam berbagai bidang pembangunan membawa Amfoang Timur eksis,. Bidang Pendidikan misalnya, hampir semua kampung dan desa sudah memiliki sekolah. Bahwasanya,  di desa Nunuanah ada SDN Nunuanah, SDN Leomanu, SMAN 2 Amfoang Timur, SMPN 4 Amfoang Timur Satap (2020); di desa Kifu ada SDI Kifu, SMPN 1 Amfoang Timur Satap; di desa Netemnanu Selatan (Tataum-Nepunef) ada SDN Tataum, SDN 2 Tataum, SDN Mamlasi, SMPN 3 Mamlasi Satap (2020), dan  SMAN 1 Amfoang Timur; di desa Netemnanu Utara (Oepoli) ada SDK Bokos, SD Gmit Taloi, SDN Oepoli, SMPK Sant.Daniel, SMPN 5 Amfoang Timur Satap (2020) dan di desa Netemnanu(Taloi) ada SDN Netemnanu dan SMPN 2 Amfoang Timur Satap (2014). Namun, penyediaan tempat pelayanan  pendidikan tersebut belum sebanding dengan penyebaran  pendidik dan tenaga kependidikan khususnya pada  jenjang SD dan SMP.

Perihal akses yang sulit  untuk mencapai  Amfoang Timur memang  menjadi kendala yang menghambat lajunya roda pemerintahan kabupaten  Kupang di daerah Amfoang Timur. Hal ini merupakan tantangan yang mau tak  mau dihadapi dalam misi pendidikan di SD Negeri Netemnanu (2006)  dan SMPN 2 Amfoang Timur Satap (2014-2020).

SD Negeri  Netemnanu/SMPN 2 Amfoang Timur Satap di desa Netemnanu (Taloi) berada di lembah dari jajaran  Neten’mnanu dengan jarak 18 km dari ibu kota kecamatan Amfoang Timur (Fatuknutu). Bila menuju Fatuknutu, ada  Pos Satgas Pamtas yang bertugas menjaga perbatasan antara Indonesia-Timor Leste  dengan jarak ± 1 km dari lembah desa Netemnanu (pinggir kali Noelelo) dan Pos Satgas Pamtas di Oepoli desa Netemnanu Utara. Untuk mencapai ibu kota kecamatan, meski  medan jalan yang dilalui cukup rusak karena terdiri dari jalan aspal dan jalan tanah /batu pengerasan kala itu, namun kini hampir terpenuhi dengan medan aspal. 

Selain pembangunan medan jalan perbatasan yang masih terus dikembangkan pula adalah akses informasi melalui telkomsel (2019)  dan tanpa mengabaikan akses yang lain, penerangan (PLN) yang sudah ada. Hal ini membuktikan keseriusan pemerintah daerah dan pusat yang bersinergi mengembangkan pembangunan di daerah tertinggal, terpencil dan wilayah perbatasan NKRI-RDTL di  kabupaten Kupang provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Semoga jalan jauh menuju Amfoang Timur menambah kisah dari sekian kisah lain tentang Amfoang Timur dan menarik.  (22/6/2020)  

 -------------------------------

Cerita Guru di Tapal Batas Negara

oleh; John Subardi        I.             PENGANTAR Menjadi guru pada pendidikan f...