GURU MENCARI RUMAH SISWA
Latar Cerita
Pengumuman kelulusan siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dilaksanakan pada tanggal 4 Juni 2021. Peristiwa ini rupanya menarik perhatian masyarakat umumnya dan khususnya orang tua terutama para siswa peserta ujian sekolah tahun ajaran 2020/2021.
Menarik kisah pengumunan kelulusan di SMPN 2 Amfoang Timur Satap. Kali ini tidak dilaksanakan di sekolah melainkan guru ke rumah tempat tinggal siswa.
Dengan demikian menarik perhatian saya untuk menulis. Karena di kala itu ada nuansa yang mewarnai seputar peritiwa tersebut. Untuk itu saya mengisahkan dalam tulisan ini dengan judul, Guru Mencari Rumah Siswa.
Dan selanjutnya, kisah ini saya uraikan dalam beberapa konsep pemikiran, antara lain; landasan cerita, guru ke rumah siswa, mencari rumah siswa, bertemu di rumah keluarga, komunikasi eksternal terputus, pesan dan kesan dari cerita.
Landasan Cerita
Dinamikanya bermula ketika sekolah menerima surat dinas. Yaitu surat dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan untuk semua sekolah di Kabupaten Kupang. Tetapi dari sekolah sudah mengirim surat kepada orang tua/wali peserta ujian. Surat Kadis P dan K menegaskan, bahwa kepala sekolah dilarang melakukan pengumuman di sekolah.
Kami memahami ini dinamika yang terjadi. Bahwasannya surat Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang, nomor 800/688/VI/PK/2021 tanggal 2 Juni 2021, tentang Pengumuman Kelulusan SD dan SMP di Kabupaten Kupang tahun pelajaran 2020/2021 merupakan kesatuan system. Selain itu isi surat tersebut terkait pula dengan mencegah penyebaran covid-19 di sekolah.
Mencermati hal di atas semestinya dari sekolah
sudah mengirim surat kepada orang tua siswa pada tanggal 31 Mei 2021, untuk
menyampaikan pengumuman kelulusan. Dan sedianya dilakasanakan di sekolah sesuai
jadwal pada tanggal 4 Juni 2021.Tetapi kami membatalkan itu ketika menerima surat dari
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang.
Dengan demikian memberitahukan kepada orang tua siswa tentang mengurungkan itu. Maka kami sampaikan lagi melalui surat tanggal 2 Juni 2021. Dan untuk itu sekolah menitipkan surat lewat siswa. Selain menitipkan surat, pesan lisan dan informasi juga disampaikan melalui whatsapp grup sekolah.
Guru ke Rumah Siswa
Selanjutnya kami mengadakan rapat pada tanggal 4 Juni 2021, sebelum berangkat ke rumah siswa peserta ujian sekolah tahun pelajaran 2020/2021. Rapat ini bersifat koordinasi saja dan tidak berlangsung lama.
Rapat koordinasi menentukan guru untuk ke rumah siswa. Ada dua orang teman guru bersedia mewakili sekolah dan siap menghantar surat keterangan kelulusan ke alamat siswa. Selain itu dibicarakan juga pemetaan alamat tempat tinggal orang tua/siswa.
Dan diketahui alamat rumah tempat tinggal orang tua berada pada titik-titik tertentu, antara lain; Biloka, Asenan, Blok A, Blok B, POS TNI (Pos Sungai) perbatasan NKRI dengan RDTL (negara Timor Leste), Bendungan 2 (BN2).
Untuk diketahui pula jumlah siswa peserta ujian sekolah kali ini ada 14 siswa yang terdiri dari laki-laki 8 orang dan perempuan 6 orang.
Setelah menerima amplop dokumen yang berisikan 14 berkas surat keterangan kelulusan, selanjutnya kedua teman kami bergerak keluar ruangan dan berangkat menggunakan sebuah sepeda motor milik seorang teman guru tersebut.Sebenarnya siswa peserta US dari SMPN 2 Amfoang Timur Satap tahun ajaran 2020/2021, tidak berada pada semua titik tersebut di atas. Karena hampir semua siswa tinggal di Blok A dan Blok B. Jarak lokasi Blok A dan B dari sekolah kurang lebih 1 sampai 2,5 km, melalui jalan raya bertapak tanah dan aspal. Dengan demikian untuk 13 orang siswa tidak sulit dijangkau.
Mencari Rumah Riswa
Kedua teman guru tiba di sekolah menjelang pukul 13.00 wita, sementara saya dan teman guru yang lain sedianya ada di sekolah. Dalam kesempatan itu, mengkonfirmasikan mengapa keduanya nyaris kehilangan jejak?
Bahwasannya ada orang yang memberitahukan, siswa bersama orang tuanya itu tinggal di suatu pondok. Dan pondok itu ada di suatu kebun. Diketahui tempat yang ditunjuk itu ada di pinggir kali Nuabesi. Kali Nuabesi merupakan kali atau sungai batas negara kita NKRI dengan negara Timor Leste.
Maka kedua teman guru bergerak menuju ke sana. Mereka melalui jalan setapak dalam hutan berduri menggunakan sepeda motor. Karena merasa sudah terlampau jauh dan tidak mendapatkan tanda seperti petunjuk orang tadi, akhirnya mereka pulang dan kembali ke sekolah.
Target kami adalah hasil ujian akhir sekolah harus diketahui oleh 14 siswa peserta ujian bersama orang tua mereka khusunya dan semua peserta didik di sekolah serta masyarakat umumnya hari itu juga (Jumat, 4 Juni 2021). Akan tetapi ada satu peserta bersama orang tuanya belum mengetahui peristiwa hari ini.
Untuk mencapai target tersebut, kami memutuskan
untuk pulang ke rumah dan mencari informasi tentang alamat rumah tempat tinggal
orang tua /siswa terkait.
Semua teman guru keluar dari ruangan kantor sekolah, saling berpamitan, mengucapkan selamat siang dan bergerak pulang ke rumah masing-masing. Sementara itu saya masih duduk depan leptop yang masih menyala. Kerjaan belum beres! Kemudian saya pulang ke rumah.
Bertemu di Rumah Keluarga
Penelusuran selajutnya menuju ke sebuah rumah di Blok A. Letaknya tidak jauh dari kios. Siswa yang bersangkutan ternyata ada di rumah ini. Siswa itu bernama Anselmus Fallo. Dan nama panggilannya Ansel.
Dibalik senyuman Ansel, muncul kemarahan Mama Ros,”Dia malas Pak Guru. Saya setiap hari kasi tau dia ke sekolah. Mungkin ada informasi di sekolah. Setiap hari dia tidur-tidur saja di pondok,…” katanya. Mama Ros, adalah sapaan keseharian kepada Ibu kandungnya.
Komunikasi eksternal terputus
Menarik kesimpulan ketika bertemu. Sejenak saling mengkonfirmasikan. Bahwasannya nyaris teman guru kehilangan jejak sewaktu ke rumah. Ada dua orang guru ke rumah di sekitar pos sungai. Mereka ke sana menghantar surat keterangan kelulusan. Dari tanya jawab kala itu saya menyimpulkan, bahwa;
- Ada informasi dari sekolah berupa surat yang dikirim tidak tersampaikan. Karena ketika saya tanya, jawabannya tidak tahu. Tetapi hari ini, “Kami datang dari kebun, karena ada pengumuman dari sekolah tentang hasil ujian”, tandas sang Ibu.
- Orang tua dari peserta didik terkait belum mempunyai rumah tempat tinggal. Dengan kata lain belum menetap. Dan untuk sementara tinggal di pondok yang ada di kebun dekat kali batas (kali Nuabesi).
- Ada perasaan saling memaklumi. Karena saling mengucapkan perkataan maaf sewaktu itu. Selanjutnya mereka bergegas menuju ke rumah wali kelas IX untuk mengambil surat keterangan kelulusan.
- Akses informasi elektronik bisa terhambat karena mengalami ganguan sinyal dan belum memiliki Handphone (HP). Sebaliknya akses manual (luar jaringan) bisa terjangkau mana kala ada kiat yang baik.
Pesan dan Kesan dari Cerita
Kiranya kisah dalam paparan di atas memberi pesan yang menjadi perhatian bersama bahwasannya;
- Menjadi bagian dari pengalaman pada suatu sekolah di akhir tahun ajaran 2020/2021 pada masa pandemic covid-19 di Indonesia. Dan setiap sekolah ada cerita dengan nuansa yang berbeda-beda pula.
- Asesmen dari guru tetang peserta didik. Guru mestinya konsisten memperhatikan perubahan asesmen yang sesuai pada peserta didik termasuk perkembangan informasi tentang kondisi lingkungan sekitar siswa.
- System informasi manajemen di setiap sekolah sangat penting untuk diketahui oleh masyarakat umumnya dan orang tua serta peserta didik khususnya.
-
Selalu ada komunikasi timbale balik dari
sekolah maupun dari orang tua siswa.
- Akses bisa terjangkau mana kala ada kiat
yang baik. Kiranya ada pesan dan kesan lain dari para pembaca. Untuk itu berbagi pengalaman dari ilmu dan pengetahuan adalah buah hidup yang berkenaan menambah semangat penulis, belajar membaca dan menulis.
oleh; John Subardi
(Netemnanu, 27 Juni 2021)





1 komentar:
Saya menyampaikan ucapan terima kasih untukmu semua yang berkenan membaca tulisan ini. Mari kita saling berbagi ilmu pengetahuan.Dengan menuliskan saran itulah kiat saling berbagidi antara kita.
Posting Komentar