JALAN JAUH MENUJU AMFOANG TIMUR
Oleh; John Subardi
Banyak kali orang bertanya jalan menuju ke Amfoang Timur. Menarik kisah perjalanan tahun 2007 ke Amfoang Timur, dari jalan utama Timor Raya melalui Soe (TTS) dan Kefa (TTU) masuk lagi wilayah kabupaten Kupang menuju Neten’mnanu’, menggugah untuk mengisahkan.
Kecamatan Amfoang Timur jauh dari pusat pemerintahan kabupaten Kupang provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan harus ditempuh dengan kondisi jalan yang rusak, namun perlahan-lahan Amfoang Timur eksis. Mengapa tidak?
Topografi Kecamatan Amfoang Timur dengan batas wilayah; Utara Laut Sawu, Selatan Amfoang Selatan, Barat Amfoang Selatan, dan Timur dengan Nagara Republik Demokrasi Timor Leste (RDTL).
Gbr. Apel bersama Satgas Pamtas-RI-RDTL /Pos Sungai (dok. 25/11/2019)
Sehubungan dengan batas Utara, Barat dan Selatan wilayah Kecamatan Amfoang Timur, ada benarnya cerita rakyat asal mula menyebut Netemnanu’, dari kata neten’mnanu’. Konon, “nenek moyang kita mengembara. Dari kejauhan terlihat gunung-gunung yang panjang, lagi besar serta tinggi. Mereka menyebutkan Neten’mnanu’(bahasa daerah setempat) dari dua kata neten’ = gunung, dan mnanu’ = panjang. Nampak dari jauh seperti jembatan panjang yang bermula dari bawah kaki gunung Mutis (arah selatan) hingga pesisi pantai yang berakhir di Fonit”. Neten’mnanu’ dari cerita rakyat, bahasa daerah setempat tersebut, ibarat “gunung-gunung sejauh mata memandang bagaikan jembatan panjang dari bawah kaki Gunung Mutis sampai Fonit”. Disebut-sebut Netemnanu’ oleh karena tidak ada aliran sungai yang memisahkan jajaran gunung-gunung itu.
Dapat dipercaya bahwa bila menuju Amfoang Timur akan bermuara di Oepoli. Dan mengacu pada cerita rakyat setempat sebut saja’ Netemnanu = Neten’manu, bahwasannya Netemnanu terdiri dari tiga desa, yaitu desa Netemnanu (Taloi), desa Netemnanu Utara (Oepoli), desa Netemnanu Selatan (Tataum-Nepunef). Wilayah ini, berbatasan langsung dengan Republik Demokrasi Timor Leste (RDTL), Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Sehubungan dengan cerita Neten’mnanu, bila ke Amfoang Timur lewat jalur Timur, menyusur jajaran neten’mnanu’ melalui medan jalan gunung, berbukit-bukit dan lembah ngarai dari bawah kaki gunung Mutis sampai Oepoli.
Kisah perjalanan tahun 2007 ke Amfoang Timur, melalui jalan Timor Raya sampai Kefa adalah kisah yang menggugah dan menarik. Perlahan-lahan, berkembangnya pembangunan jalan raya, dan saat ini bisa menggunakan sarana transportasi bus/truk dan kendaraan roda dua atau kendaraan pribadi lainnya dari jalan Timor Raya, dapat melalui tiga jalur, yang sering disebut-sebut poros tengah, poros barat dan poros timur menjadi alternatif.
Pernah dari Kupang menuju Amfoang Timur melalui poros barat dengan medan offroad dan melewati berkali-kali sungai sehingga membutuhkan waktu lebih lama, menggunakan bus / truk dan sepeda motor. Bayangkan kalau ke Amfoang Timur pada musim hujan melalui medan jalan yang rusak.
Melalui poros timur merupakan jalur alternative, sehingga sering dilewati jika pergi dan pulang ke Kupang. Namun, jalur ini lewat dua kabupaten, yaitu Soe (Kab.TTS), Kefa (Kab.TTU) dan masuk Kupang (Kab. Kupang). Jika dihitung dengan waktu tempuh ± 12 jam di perjalanan. Kendati poros timur sering dilalui, medan jalan pun tidak lebih baik dari poros tengah dan barat karena medan jalan aspal dan jalan tanah/batu pengerasan.
Oleh karena itu, perhatian serius dari pemerintah daerah Kabupaten Kupang provinsi Nusa Tenggara Timur dalam berbagai bidang pembangunan membawa Amfoang Timur eksis,. Bidang Pendidikan misalnya, hampir semua kampung dan desa sudah memiliki sekolah. Bahwasanya, di desa Nunuanah ada SDN Nunuanah, SDN Leomanu, SMAN 2 Amfoang Timur, SMPN 4 Amfoang Timur Satap (2020); di desa Kifu ada SDI Kifu, SMPN 1 Amfoang Timur Satap; di desa Netemnanu Selatan (Tataum-Nepunef) ada SDN Tataum, SDN 2 Tataum, SDN Mamlasi, SMPN 3 Mamlasi Satap (2020), dan SMAN 1 Amfoang Timur; di desa Netemnanu Utara (Oepoli) ada SDK Bokos, SD Gmit Taloi, SDN Oepoli, SMPK Sant.Daniel, SMPN 5 Amfoang Timur Satap (2020) dan di desa Netemnanu(Taloi) ada SDN Netemnanu dan SMPN 2 Amfoang Timur Satap (2014). Namun, penyediaan tempat pelayanan pendidikan tersebut belum sebanding dengan penyebaran pendidik dan tenaga kependidikan khususnya pada jenjang SD dan SMP.
Perihal akses yang sulit untuk mencapai Amfoang Timur memang menjadi kendala yang menghambat lajunya roda pemerintahan kabupaten Kupang di daerah Amfoang Timur. Hal ini merupakan tantangan yang mau tak mau dihadapi dalam misi pendidikan di SD Negeri Netemnanu (2006) dan SMPN 2 Amfoang Timur Satap (2014-2020).
SD Negeri Netemnanu/SMPN 2 Amfoang Timur Satap di desa Netemnanu (Taloi) berada di lembah dari jajaran Neten’mnanu dengan jarak 18 km dari ibu kota kecamatan Amfoang Timur (Fatuknutu). Bila menuju Fatuknutu, ada Pos Satgas Pamtas yang bertugas menjaga perbatasan antara Indonesia-Timor Leste dengan jarak ± 1 km dari lembah desa Netemnanu (pinggir kali Noelelo) dan Pos Satgas Pamtas di Oepoli desa Netemnanu Utara. Untuk mencapai ibu kota kecamatan, meski medan jalan yang dilalui cukup rusak karena terdiri dari jalan aspal dan jalan tanah /batu pengerasan kala itu, namun kini hampir terpenuhi dengan medan aspal.
Selain pembangunan medan jalan perbatasan yang masih terus dikembangkan pula adalah akses informasi melalui telkomsel (2019) dan tanpa mengabaikan akses yang lain, penerangan (PLN) yang sudah ada. Hal ini membuktikan keseriusan pemerintah daerah dan pusat yang bersinergi mengembangkan pembangunan di daerah tertinggal, terpencil dan wilayah perbatasan NKRI-RDTL di kabupaten Kupang provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Semoga jalan jauh menuju Amfoang Timur menambah kisah dari sekian kisah lain tentang Amfoang Timur dan menarik. (22/6/2020)
-------------------------------
6 komentar:
Maju tak gentar
Mantap guru
Mantap pa guru
Mantap pa guru
Terima Kasih...
Benar Guru....terima kasih..... ada baiknya selalu menulis.....
Posting Komentar